Kota Kupang,NTT, 28 Mei 2025 – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Joni Asadomo, memberikan pembekalan tajam dan penuh semangat kepada para mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode Juni–Juli 2025 dari Universitas Persatuan Guru 1945 NTT. Dalam acara yang digelar di Kupang tersebut, Joni menekankan pentingnya penguasaan teknologi, pemahaman sosial-budaya, hingga kesadaran lingkungan sebelum terjun ke masyarakat.
"Mahasiswa yang ikut KKN jangan datang ke desa cuma bawa kangkung, tidak tahu apa-apa soal masyarakatnya!" tegas Joni, disambut tepuk tangan peserta.
Dengan mengusung tema “Membangun Masyarakat Bersama Universitas Persatuan Guru 1945 NTT”, Joni menyampaikan bahwa tantangan utama pembangunan saat ini adalah percepatan adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Ia mencontohkan berbagai kemajuan luar biasa seperti penggunaan drone untuk pertanian, transportasi hipersonik, hingga revolusi komunikasi digital yang dulu tak terbayangkan.
“Dulu ke Surabaya harus semalam, sekarang cuma tiga jam. Kalau pakai hipersonik, mungkin hanya 30 menit. Dunia berubah cepat, kita harus ikut,” katanya.
Ia menyoroti bahwa tanpa teknologi, pembangunan akan mandek. Sektor pertanian pun kini harus didorong dengan modernisasi agar hasilnya meningkat. Petani di banyak negara sudah panen tiga kali setahun, sementara di beberapa wilayah NTT masih satu kali dengan hasil yang minim.
Joni mengingatkan pentingnya riset lapangan sebelum KKN dimulai. Mahasiswa diminta memahami kondisi ekonomi, pendidikan, adat, hingga pola konsumsi masyarakat di lokasi KKN mereka. Ia menekankan bahwa inovasi sosial sama pentingnya dengan inovasi teknologi.
“Kalau masyarakat makan belatung karena tidak ada sumber protein lain, tugas mahasiswa adalah menganalisis dan mencari solusi. Apakah bisa dikenalkan makanan bergizi seperti telur atau sayur-sayuran lokal?” ujarnya.
Dalam pembekalan tersebut, isu stunting menjadi fokus serius. Joni menyebut tiga penyebab utama stunting: gizi buruk, lingkungan yang tidak bersih, dan budaya yang kurang mendukung pertumbuhan anak.
Ia mencontohkan kondisi rumah yang berdekatan dengan kandang ternak, buruknya ventilasi, hingga kebiasaan meludah sembarangan dan merokok di sekitar anak-anak.
“Coba hitung, kalau satu hari habiskan 50 ribu untuk rokok, berapa uang yang seharusnya bisa dipakai untuk beli susu atau telur buat anaknya?” sindir Joni tajam.
Wagub Joni mengakhiri pembekalannya dengan pesan kuat bahwa pendidikan adalah pintu masuk utama untuk membangun peradaban, ekonomi, dan manusia unggul Indonesia. Ia berharap mahasiswa tidak sekadar menjalankan KKN sebagai formalitas, tapi sebagai misi kemanusiaan dan inovasi sosial.
“Jangan hanya datang, menginap, lalu pulang. Datanglah dengan ilmu, pulanglah dengan perubahan,” pungkasnya.