Kota Kupang, NTT– Kabar baik datang untuk Kota Kupang. Pemerintah Kota Kupang dipastikan akan menerima bantuan instalasi pengolahan sampah berteknologi modern dari Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Jerman, perusahaan milik pemerintah federal Jerman yang bergerak di bidang kerja sama internasional untuk pembangunan berkelanjutan. Proyek ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam mengatasi persoalan sampah sekaligus menjadi model percontohan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepastian tersebut terungkap dalam pertemuan resmi antara Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo; Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Ayodhia G.L. Kalake, SH, MDC; Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena; serta Senior Urban and Regional Development Advisor GIZ, Ketty Kadarwati, di Ruang Kerja Gubernur NTT, Selasa (12/8).
Wali Kota Christian Widodo menyampaikan apresiasi mendalam kepada GIZ Jerman yang telah bersedia mendukung program penanganan sampah di Kota Kupang.
“Bantuan ini sangat berarti, apalagi saat ini kami sedang menyusun roadmap pengelolaan sampah. Rencananya, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) akan dibangun di enam kecamatan, sehingga masalah sampah dapat diurai di tingkat wilayah,” jelasnya.
Dalam skema yang tengah disusun, sampah yang tidak dapat diolah di TPST Kecamatan akan dialirkan ke TPST di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagai filter terakhir. Hanya residu murni yang akan masuk ke landfill. Pemkot Kupang juga berencana menempatkan kontainer sampah di lebih dari 1.300 RT untuk memperkuat sistem pengumpulan.
Ayodhia Kalake menambahkan, kerja sama GIZ Jerman dengan pemerintah pusat sudah berjalan sejak lama. Tahun ini, Kota Kupang menjadi prioritas penerima bantuan karena statusnya sebagai salah satu wilayah yang perlu perhatian khusus dalam penanganan darurat sampah.
“Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono, sudah ditunjuk Presiden untuk menangani darurat sampah di Indonesia. Kota Kupang adalah bagian penting dari misi tersebut,” tegasnya.
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, berharap teknologi Jerman yang akan diterapkan bisa membawa lompatan besar bagi pengelolaan sampah di NTT. Ia juga mengingatkan pentingnya strategi antisipasi terhadap kemungkinan lonjakan volume sampah dari program dapur makanan bergizi gratis.
Sementara itu, Ketty Kadarwati dari GIZ mengapresiasi keseriusan Pemkot Kupang yang telah menyiapkan roadmap sesuai kebijakan nasional. Saat ini, GIZ tengah melakukan kajian untuk menentukan teknologi terbaik yang akan diterapkan di TPA Alak, termasuk penelitian komposisi dan karakteristik sampah.
Dengan kolaborasi ini, Kota Kupang diharapkan tak hanya mengatasi persoalan sampah secara efektif, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia yang ingin mengadopsi teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah.
✍🏼 : Ansel Ladjar/kl