![]() |
DPRD Sikka akhirnya menerima tuntutan mahasiswa Cipayung Plus dan BEM UNIMOF. Aspirasi rakyat kecil kini resmi dibawa ke pemerintah pusat sebagai agenda nasional |
Maumere,NTT, 1 September 2025 – DPRD Sikka akhirnya takluk pada tekanan mahasiswa. Aksi gabungan Cipayung Plus Kabupaten Sikka dan BEM UNIMOF berhasil memaksa seluruh legislator di Gedung Kulababong untuk menerima tuntutan mahasiswa dan meneruskannya langsung ke pemerintah pusat di Jakarta.
Aksi mahasiswa berlangsung dramatis dengan menghadirkan keranda mayat sebagai simbol matinya demokrasi di Indonesia. Simbol tersebut menyedot perhatian publik dan mempertegas pesan bahwa kebijakan pemerintah saat ini telah “mengubur” harapan rakyat kecil.
Dalam pernyataan sikapnya, mahasiswa menuding sejumlah kebijakan pemerintah pusat—mulai dari kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), program Makan Bergizi Gratis (MBG), hingga janji 20 juta lapangan kerja—tidak berpihak kepada rakyat kecil. Bukannya solusi, kebijakan itu justru dianggap memperparah beban hidup masyarakat.
Mereka juga menyoroti keberadaan UU TNI No. 3/2005 yang dinilai bermasalah serta sikap DPR RI yang dianggap abai terhadap penderitaan rakyat.
Mahasiswa dengan tegas mengecam tindakan represif aparat TNI/Polri yang kerap berujung pada kekerasan. Mereka menyinggung kasus tragis meninggalnya seorang pengemudi ojek online saat aksi massa beberapa waktu lalu.
“Polri yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom masyarakat, justru sering kali tampil represif. Ini bentuk kemunduran demokrasi,” tegas pernyataan mereka.
Setelah audiensi panas di Gedung Kulababong, seluruh anggota DPRD Sikka sepakat membawa aspirasi mahasiswa ke Jakarta. Kesepakatan ini menjadi kemenangan moral bagi mahasiswa sekaligus bukti bahwa suara mereka masih memiliki daya tawar dalam demokrasi lokal.
Dengan langkah tersebut, mahasiswa Sikka menegaskan diri sebagai garda terdepan pengawal demokrasi dan pejuang hak rakyat kecil.
✒️:Albert Cakramento