Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Menelusuri Keindahan Alam dan Sejarah Pantai Doreng

Kamis, 06 Juni 2024 | Juni 06, 2024 WIB Last Updated 2024-06-06T12:36:00Z

 

Newsdaring-Sikka - Pantai Doreng merupakan Pantai dengan hamparan pasir putih yang sangat indah.


Nama Doreng sendiri dalam penuturan masyarakat setempat  berasal dari nama seorang perantau dulu asal dari Flores Timur (Flotim) bernama Doren yang pernah datang dan tinggal di kampung ini. Sedangkan dari versi lain mengatakan berasal dari bahasa setempat doreng yang artinya di gantung atau tergantung. 


Konon tempat ini dahulu sempat digantung salib besar di sebuah pohon kenari oleh misionaris Portugis yang terkenal Santo Fransiskus Xaverius dalam misi penyebaran agama Katolik. Salib itu kini telah tiada, konon salib Watu Cruz di Pantai Bola dulunya pernah ada di Pantai Doreng.


Cerita ini masih berkaitan dengan keberadaan dua misionaris khatoilk asal Portugis zaman dulu yang kini makamnya telah diketemukan oleh masyarakat  di Tahun 2006. Makam tersebut terletak persis di bibir Pantai Doreng.


Di tahun 1566 pimpinan Ordo Dominikan untuk misi Solor, Pater Antonio da Cruz mengutus 2 Misionaris Dominikan yaitu Pater Joao Bautista da Fortalezza dan Pater Simao da Madre de Deos membawa misi penyebaran iman Katolik di Pulau Flores bagian Barat.


Kedua Misionaris itu, menyusuri Pantai Selatan mengunakan sebuah Kapal Penisi yang membawa Misionaris Dominikan, terlebih dahulu menyinggahi Pantai Doreng, persisnya di Desa Nen Bura Kecamatan Doreng. Nen Bura sendiri artinya Pasir Putih.


Akses Menuju Pantai Doreng ada dua rute. Rute Pertama kita bisa melewati jalur  Kewapante dan rute kedua ini kita bisa melewati Waipare.  rute Waipare ini sangat berdekatan dengan Kota Maumere. Seperti melewati rute Kewapante kita juga  bisa berwisata ke Pantai Bola. Di pantai Bola juga terdapat sebuah salib setinggi 3 meter yang tertancap kokoh ditengah laut sebagai tanda masuknya agama Kahatolik di Bola.


Penyebaran agama ini dilakukan oleh Misionaris Khatolik, St Fransiskus Xaverius pada tahun 1600-an. Perjalanan menuju Pantai Doreng menyusuri pesisir Watu Cruss ke arah timur. Jalan sepanjang Kurang lebih  10 km menuju Doreng. Ketika memasuki Bukit Nen Bura, tampak hamparan pasir putih sepanjang empat kilometer.


Di bagian pesisir pantai itu terlihat rimbunan pohon kelapa memanjang mengikuti pantai pasir putih tersebut. 


Siang itu sinar matahari menerpa hamparan pasir putih dan memantulkan cahaya putih kerlap-kerlip di bibir Pantai Doreng.  turis asing sering berjemur dan mandi-mandi. Kadang-kadang mereka bergeser ke daratan kemudian berteduh di bawah pohon-pohon yang memiliki dahan dan ranting menjulur sampai di bibir pasir putih.


Hamparan pasir putih berpadu dengan batu-batuan karang menjadi spot foto yang paling disukai wisatawan yang berkunjung.

 

Wilayah Kecamatan Doreng dan sekitarnya juga terkenal sebagai daerah penghasil komoditi seperti, cengkeh, palah,coklat, kemiri,

kelapa,dan lain-lain selain itu wilayah doreng pun sebagai penghasil buah buahan seperti, durian, rambutan, salak, nangka dan lainnya. 


Penduduk setempat kebanyakan hidup dari hasil perkebunan yang di olah secara turun temurun. Kita juga bisa menikmati kehidupan lokal masyarakat dengan budaya yang beragam hasil tenun ikatnya dan tarian-tarian khas doreng, sisa peninggalan masa lampau.


Di Pantai doreng para wisatawan bisa bersantai menikmati indahnya pemandangan dengan suasana hamparan ombak yang tenang dan air yang bersih kebiru-biruan serta disekelilingi pasir putih yang lembut membentang ujung Pantai, disini kita dapat berswafoto serta menyaksikan tenggelamnya matahari di ufuk barat yang kalah indah yang mempesona.


Di pantai doreng juga sudah ada fasilitas yang disediakan di Pantai doreng antara lain tenda payung, tenda camping, perahu karet, jaket renang, hemock 

deck cafe , warung, kamar mandi umum dan toilet.(AH)