![]() |
Forum Warung Makan Maumere Bersatu (FWM2B) siap gelar aksi long march ke DPRD Sikka, Kamis 17 Juli 2025. Mereka menolak pajak retribusi 10% yang dinilai mencekik usaha kecil.(πΈ: Albert Cakramento) |
Maumere,NTT, 16 Juli 2025 — Gejolak ekonomi rakyat kecil di Kabupaten Sikka kini memasuki babak baru. Forum Warung Makan Maumere Bersatu (FWM2B) menyatakan siap melakukan aksi long march besar-besaran besok, Kamis, 17 Juli 2025, sebagai bentuk penolakan terhadap pajak retribusi 10% yang mereka anggap mencekik pelaku usaha mikro seperti warung makan dan rumah makan kecil.
Aksi akan dimulai pukul 11.00 WITA, dengan rute dari Lapangan Umum Kota Baru menuju Gedung DPRD Kabupaten Sikka. Ratusan pemilik dan pengelola warung makan dari seluruh penjuru Maumere dijadwalkan ikut turun ke jalan.
Aksi Damai, Tapi Tegas
Dipimpin oleh Frederich FB Djoedye, aksi FWM2B ini telah mengantongi izin resmi dari pihak kepolisian melalui surat STTP/01/VII/YAN.2.2/2025/Sat Intelkam. Peserta aksi membawa spanduk, poster, dan suara hati rakyat kecil yang selama ini merasa diperas lewat kebijakan yang tidak pro-UMKM.
"Kami datang bukan untuk membuat gaduh, tapi membawa suara rakyat kecil yang makin sesak napas akibat kebijakan fiskal yang tak berpihak," tegas Frederich.
Tolak Pajak 10%, Desak Evaluasi Kebijakan
FWM2B menilai bahwa pajak 10% yang diberlakukan untuk warung makan dan usaha sejenis adalah kebijakan yang tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi rakyat, terutama pasca pandemi dan di tengah daya beli yang menurun.
Sebagai bagian dari agenda aksi, mereka telah menjadwalkan audiensi terbuka dengan anggota DPRD Sikka dan BAPENDA, untuk menyampaikan aspirasi secara langsung dan menuntut agar kebijakan tersebut:
- Dievaluasi secara menyeluruh, dengan mempertimbangkan realita usaha mikro
- Dibatalkan, atau minimal direvisi agar lebih adil dan proporsional
Warung Bukan ATM Pemerintah
FWM2B juga membawa pesan moral dalam aksinya: bahwa warung makan bukan ATM pemerintah daerah, dan pelaku UMKM bukan objek pemalakan fiskal.
“Kalau terus diperas, bagaimana kami bisa bertahan? Jangan karena kami kecil lalu dianggap tak bersuara,” ujar salah satu pemilik warung peserta aksi.
Besok, Maumere tak hanya menyajikan makanan, tapi juga perlawanan. Warung-warung bergerak, bukan untuk merusak, tetapi untuk menyelamatkan. Dari jalanan kota menuju ruang dewan, suara mereka akan terdengar lantang: “Cabut Pajak 10%, atau kami akan terus melawan!”
✒️: Albert Cakramento