![]() |
Aksi tutup warung massal di Maumere sebagai protes atas pajak 10% makanan-minuman. Ketua PKB Sikka, Manto Eri, kritik keras cara pemerintah menangani UMKM. |
Maumere,NTT, 14 Juli 2025 —Pajak 10 persen untuk makanan dan minuman yang dikonsumsi di tempat memicu aksi tutup massal warung di Maumere. Ratusan pelaku UMKM kompak menutup usaha mereka hari ini sebagai bentuk protes diam terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten Sikka yang dinilai tidak adil dan tidak komunikatif.
“Tolak Retribusi Palak 10%! Warung Tutup!!!”
Tulisan besar di kertas putih terpampang di warung-warung. Pintu-pintu tertutup rapat. Poster bernada getir, protes, dan sindiran menyebar di media sosial dan sudut-sudut kota.
Salah satu pemilik warung mengaku tertekan dengan kebijakan ini:
“Kami bukan perusahaan besar. Kami hanya warung kecil yang jual nasi campur dan kopi sachet. Tapi sekarang kami diperlakukan seperti ATM hidup.”
Gelombang ketidakpuasan juga muncul di media sosial. Ketua PKB Kabupaten Sikka, Yoseph Karmianto Eri alias Manto Eri, menyampaikan kritik terbuka atas kebijakan tersebut:
“Pajak 10 persen untuk makan-minum di warung perlu sosialisasi yang kuat… Selain itu, perlu ada sistem digitalisasi untuk transparansi dan akuntabilitas,” tulisnya di unggahan yang ramai dibagikan.
Manto juga menolak pendekatan pemerintah yang menurunkan ASN dan PPPK untuk mengawasi warung secara langsung:
“PKB menolak cara itu. Warung bukan tempat pengawasan seperti kantor pajak. Itu malah bikin orang enggan datang makan.”
Walaupun pajak secara hukum dibayar oleh pembeli, Manto mengingatkan bahwa dalam praktiknya pelaku UMKM-lah yang terbebani.
“Para penjual tetap harus bangkit dan meningkatkan pelayanan,” pungkasnya.
“Ayo bangkit, bangkit, bangkit!”
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kabupaten Sikka terkait polemik ini.
Satu hal yang pasti, dari balik pintu-pintu warung yang tertutup hari ini, terdengar suara yang jelas: jika ekonomi kecil ditekan tanpa solusi, yang bangkrut bukan hanya usaha—tapi juga kepercayaan rakyat.
✒️: Albert Cakramento