Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Ketua PGRI Amos Come Rihi: Guru Tidak Akan Pernah Tergantikan Teknologi, Saatnya Pemerintah Dengarkan Kami!

Selasa, 13 Mei 2025 | Mei 13, 2025 WIB Last Updated 2025-05-13T14:29:32Z

Amos Come Rihi resmi dilantik sebagai Ketua PGRI Sabu Raijua 2025–2030. Ia tegaskan peran guru tak tergantikan teknologi dan desak kebijakan pro-guru terus diperkuat.



Sabu Raijua, NTT – Dalam sambutannya usai dilantik sebagai Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sabu Raijua periode 2025–2030 pada Selasa, 13 Mei 2025 di Penginapan Komang, Amos Come Rihi menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya peran guru dan perjuangan yang belum usai.


“Patut kita menyampaikan puji syukur di hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena perkenanan-Nya kita telah melewati tahap demi tahap hingga hari pelantikan ini,” ucap Amos membuka sambutan.


Amos juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pengurus PGRI Provinsi NTT yang dipimpin oleh Dr. Sam Haning. Menurutnya, kepemimpinan sebelumnya telah membuktikan bahwa PGRI bukan sekadar organisasi, melainkan kekuatan perjuangan nyata bagi guru-guru di daerah.


Ketua PGRI yang baru ini menegaskan komitmennya untuk bekerja berdasarkan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga PGRI. Ia menyoroti pentingnya guru sebagai pilar utama pendidikan yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh kemajuan teknologi.


 “Guru adalah perekat bangsa, yang merawat perbedaan sebagai karunia dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan dalam wadah sekolah. Teknologi bisa bantu, tapi tidak bisa ganti peran guru,” tegasnya.


Amos juga mengapresiasi berbagai kebijakan nasional yang pro-guru seperti kepastian status guru honorer lewat jalur PPPK, kenaikan Tunjangan Profesi Guru (TPG), dan pembayaran langsung dari pusat. Namun ia menilai perjuangan belum selesai.


Ia mengkritik sistem pengajaran yang salah tempat, di mana banyak guru mengajar mata pelajaran di luar keahliannya. “The wrong man in the wrong place,” katanya lantang. Menurutnya, hal ini berdampak langsung pada tidak terhitungnya jam linear guru sebagai syarat TPG.


Lebih lanjut, Amos mendesak pemerintah daerah agar memberikan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi guru profesional penerima TPG, sebagai bentuk penghargaan layak seperti yang dilakukan di beberapa daerah lain.


Menutup sambutannya, Amos Come Rihi mengajak seluruh guru di Sabu Raijua untuk bersatu dalam semangat gotong royong, bekerja dengan rasa takut akan Tuhan demi mewujudkan tujuan mulia: guru bermutu, Indonesia maju; guru hebat, Indonesia kuat.


“Hidup guru! Hidup solidaritas! Siapa kita? Indonesia! Di mana kita? Di sini untuk Indonesia!” serunya mengakhiri sambutan dengan semangat membara.

(kl)