![]() |
Simson Polin bawa banyak proyek ke Rote Ndao meski baru 7 bulan jadi anggota DPRD NTT: jalan, sekolah, BBM, dermaga, lampu, pupuk, dan air bersih. (📷: news-daring.com) |
Kota Kupang, NTT, 11 Juni 2025– Meski baru tujuh bulan dilantik sebagai anggota DPRD Provinsi NTT dari Fraksi PSI, Simson Polin sudah membuktikan kerja cepat dan konkret dengan membawa berbagai proyek pembangunan ke daerah pemilihannya. Fokus utamanya mencakup Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Sabu Raijua.
“Semua yang saya perjuangkan ini tidak terlepas dari apa yang menjadi harapan masyarakat,” kata Simson dalam pernyataannya. “Mereka telah memberikan kepercayaan kepada saya, dan saya merasa wajib memperjuangkan kepentingan mereka.”
Saat ini, Simson duduk di Komisi IV DPRD NTT dan menjabat sebagai Wakil Ketua Fraksi PSI. Komisi IV membidangi infrastruktur, energi, transportasi, dan perhubungan—bidang-bidang vital yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat akar rumput.
Salah satu capaian awalnya adalah soal jalan nasional di Kelurahan Olafulahaa, Rote Ndao, yang memiliki tingkat kemiringan ekstrem. Kondisi ini sangat berbahaya bagi pengguna jalan. Simson langsung berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional yang menangani wilayah Kabupaten Rote Ndao, dan perbaikannya telah mulai ditangani.
Simson juga berhasil mendorong penyelesaian persoalan SMA Luaholu, yang sebelumnya terkendala lahan. Sekolah menengah atas ini butuh lahan seluas 1,5 hingga 2 hektar. Setelah komunikasi intensif, tahun ini sekolah tersebut sudah menerima siswa baru. Yang mengejutkan, meskipun kebutuhan minimum hanya 60 siswa, jumlah pendaftar mencapai 200 orang.
“Saya apresiasi perjuangan semua pihak, termasuk orang tua, masyarakat, dan pemerintah daerah. Bahkan dulu Bapak Bupati, saat masih di DPRD, juga ikut memperjuangkan ini,” ucapnya.
Simson menekankan bahwa status darurat sekolah harus segera ditingkatkan menjadi definitif, dan pembangunan terus dilanjutkan sesuai standar.
Masalah transportasi laut juga menjadi perhatian serius Simson. Di Pulau Dao, terdapat dua dermaga—yakni dermaga kapal perintis dan dermaga ASDP—yang kondisinya rusak berat. Dalam kunjungannya saat Hari Raya Iduladha, Simson mendokumentasikan kondisi lapangan dan segera berkoordinasi dengan Balai Perhubungan Transportasi Darat.
Responnya positif. Pihak balai siap menindaklanjuti perbaikan. Bahkan General Manager ASDP Kupang membenarkan bahwa dermaga ASDP saat ini tidak layak digunakan. Lantainya rusak total, karet penahan kapal hilang, dan sistem hidrolik tidak berfungsi, membuat kapal tidak bisa berlabuh. Hal ini menyebabkan gangguan besar dalam transportasi laut dan logistik masyarakat.
Upaya perbaikan juga dilakukan oleh Bupati Rote Ndao melalui proposal resmi. Kepala Dinas Perhubungan Rote bahkan sudah bertemu langsung dengan pihak balai. Pengerjaan diperkirakan dimulai bulan depan, dan kini menunggu hasil final perhitungan dari konsultan. Estimasi kebutuhan anggaran mencapai miliaran rupiah.
Dalam bidang jalan provinsi, Simson menyoroti ruas jalan sepanjang 27,5 km dari Dermaga Kapal Cepat Ba’a ke Pelabuhan Batu Tua. Berdasarkan survei Dinas PU, ditemukan sekitar 6 km jalan rusak berat, terutama di tiga titik: Letelanga, Gelap-gelap, dan depan Kantor Camat Lobalain.
Untuk titik Lobalain, perbaikan darurat sudah dilakukan bersama Satlantas Kendal. Namun titik Letelanga mengalami penurunan tanah sekitar 50–60 cm. Simson sudah berkoordinasi dengan Kabid Bina Marga, dan didukung penuh. Namun rencana penggunaan sirtu ditolak masyarakat karena dikhawatirkan memicu debu. Solusi teknis yang tepat adalah penggunaan konstruksi geomeber, dan kini tengah dikaji lebih lanjut.
Terkait masalah energi, Simson menanggapi keluhan warga soal harga minyak tanah yang melambung di Rote. “Harga bisa tembus Rp15.000–Rp20.000 per liter, padahal HET resmi di Rote hanya Rp6.500,” ungkapnya. Setelah koordinasi dengan Pertamina dan Dinas Koperindag, didapat rata-rata harga di pangkalan adalah Rp8.000 per liter, dan masih dianggap wajar asal tidak melebihi batas tertentu.
Simson juga mengusulkan tambahan kuota minyak tanah menjelang Natal dan Tahun Baru, dan telah disetujui oleh Pertamina. Ia juga meminta agar SPBU tetap buka meski stok habis, untuk tetap menjual jenis BBM lain seperti Pertamax atau Dexlite. Bila ada SPBU yang menutup layanan di siang hari, masyarakat diminta segera dokumentasikan dan laporkan.
Untuk penerangan, Simson telah mengajukan proposal 1.000 lampu jalan ke Dinas Perhubungan Provinsi NTT. Wilayah Rote yang berbukit butuh penerangan memadai. Pemerintah kabupaten juga sudah menindaklanjuti dengan proposal resmi.
Di sektor sumber daya air, Simson berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT. Kepala Balai dijadwalkan berkunjung ke Rote pada Jumat, 13 Juni. Meski Simson tidak bisa ikut karena kunjungan kerja ke Kabupaten Kupang, Kepala Balai akan meninjau sejumlah titik, seperti:
- Sumur bor di Kapasiok dan Oelasin
- Bendungan Uma Kapa
- Tanggul dan saluran irigasi yang rusak
Jika seluruh dokumen lengkap, proyek-proyek ini akan digelontorkan dengan anggaran total belasan miliar rupiah. Satu sumur bor saja bernilai Rp1,5–2 miliar.
Masalah pupuk bersubsidi pun tak luput dari perhatiannya. Selama ini, distribusi pupuk sering terlambat dan tidak sesuai kebutuhan. Simson menilai bahwa seharusnya distributor pupuk berasal dari Rote sendiri, karena lebih memahami siklus tanam dan kebutuhan petani lokal.
“Kita tidak boleh lagi dengar keluhan pupuk datang setelah panen. Ini tidak masuk akal,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Simson menyampaikan pesan kepada masyarakat Rote Ndao agar tetap bersatu. Menurutnya, “Bulecio” adalah simbol harapan baru. Di tingkat provinsi ada Dasa Cita Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, dan secara nasional masyarakat mengacu pada Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo–Gibran.
“Kolaborasi dari semua lini—kabupaten, provinsi, dan nasional—sangat penting. Mari kita dukung program-program strategis seperti makan bergizi gratis dan operasi merah putih. Bersatu membangun Rote Ndao, membangun NTT, dan membangun Indonesia,” pungkas Simson Polin.
✏️: kl