Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

“Datang dan Bicara, Kami Dengarkan”: Wali Kota Kupang Terima Langsung Keluhan Warga Kelapa Lima

Rabu, 11 Juni 2025 | Juni 11, 2025 WIB Last Updated 2025-06-11T14:39:47Z

 

Wali Kota Kupang dengar langsung keluhan warga Kelapa Lima: lampu mati, sampah, posyandu, puskesmas, parkir liar, dan taman gelap dalam dialog terbuka. 

Kota Kupang, NTT, 11 Juni 2025 — Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, membuka pintu rumah jabatannya untuk menyambut langsung warga Kelurahan Kelapa Lima. Suasana penuh keakraban itu menjadi ruang terbuka bagi warga dari RT 21 hingga RT 25 untuk menyampaikan aspirasi, kritik, dan harapan.


“Saya senang karena warga Kota Kupang kini makin cerdas dan dewasa dalam menyampaikan aspirasi. Tidak perlu marah-marah, cukup datang dan bicara, kami siap mendengar dan bertindak,” ujar Wali Kota dalam pertemuan yang berlangsung Rabu sore.


Dalam forum itu, Ketua RT 22, Yunias Massie, menyampaikan masalah lampu jalan yang sudah lama padam dan belum diperbaiki. Menanggapi hal itu, Wali Kota meminta dokumentasi segera dikirim.


“Segera kirim titik lokasinya, lengkap dengan foto. Nanti disampaikan ke Dinas PUPR lewat Prokopim. Akan ada satu nomor khusus dari OPD teknis yang bertanggung jawab,” katanya.


Ketua RT 23, Yanto, menyampaikan dua hal: keterlambatan pengerjaan saluran resapan di depan sekolah, dan usulan puskesmas baru. “Sudah tayang di LPSE, dan kami pakai desain saluran drainase terbuka agar lebih maksimal,” jelas Wali Kota.


Terkait usulan puskesmas tambahan, Wali Kota merespons, “Tiga titik usulan di RT 21, 23, dan 25 akan kami kaji. OPD teknis harus beri kepastian dalam seminggu agar bisa kami anggarkan tahun 2026.”


Elias, warga RT 22 yang tinggal dekat Taman Nostalgia, meminta perhatian pada keamanan dan pencahayaan taman. “Tolong pasang lampu di Tamnos, karena sering gelap dan rawan,” pintanya.


“Lampu akan kita tambah dengan lampu hias di pohon-pohon. Satpol PP akan jaga bergiliran tiga shift setelah posnya direnovasi,” jawab Wali Kota.


Masalah persampahan juga mencuat. Bernad Kolimon dari RT 25 mengeluhkan minimnya armada dan usul penempatan kontainer. “Kalau bisa, kontainer ditempatkan dekat pos Satpol PP,” sarannya.


“Kami siapkan dua kontainer besar untuk RT 22 dan 23 di Tamnos. Waktu buang sampah pukul 18.00–05.00, angkutnya jam 5 sampai 9 pagi. Tolong RT sosialisasi ke warganya,” tegas Wali Kota.


Keluhan juga datang dari sektor kesehatan masyarakat. Merry Wabang, kader Posyandu Permata Ibu Tujuh, menyampaikan keterlambatan pencairan dana PMT dan honor kader.


“Dana PMT sudah mulai cair per 11 Juni. Triwulan II menyusul. Insentif kader akan kami naikkan dari Rp150.000 ke Rp200.000 per kegiatan. Tahun depan nilainya juga akan kami tambah di APBD,” ungkap dr. Widodo.


Ada pula permintaan penertiban parkir sembarangan di trotoar depan SD Bertingkat Kelapa Lima. “Sudah rusak itu trotoar, karena motor dan mobil parkir seenaknya,” keluh warga RT 23. “Satpol PP segera turun. Tidak ada toleransi, semua harus taat aturan,” instruksi Wali Kota.


Menutup pertemuan, Wali Kota menekankan pentingnya efisiensi anggaran agar fokus pelayanan tetap terjaga. “Kami tidak beli mobil dinas baru, perjalanan dinas juga kami potong. Dana itu kita alihkan ke pelayanan dasar, honor kader, dan kebersihan,” tegasnya.


Ia menambahkan bahwa sesi dialog seperti ini akan digelar rutin tiap minggu. Pemkot juga akan meluncurkan hotline resmi untuk aduan warga.


“Kalau ada keluhan, jangan tahan. Sampaikan langsung. Kami akan catat dan tindak,” pungkasnya.


Sore itu ditutup dengan kebersamaan, warga dan pemkot menikmati pangan lokal bersama — simbol solidaritas dan semangat gotong royong di Kota Kupang.

✍🏼 : Nina Tiara