![]() |
Gubernur NTT Melki Laka Lena dan Sekjen Kemenkes RI Kunta Wibawa tekankan sinergi pusat-daerah untuk reformasi layanan kesehatan menuju Indonesia Emas 2045. |
Kota Kupang,NTT, 4 Juni 2025 – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Melki Laka Lena, menegaskan pentingnya pembangunan kesehatan sebagai fondasi utama pembangunan manusia di NTT dalam Forum Koordinasi dan Konsolidasi Arah Kebijakan Kesehatan yang digelar bersama Kementerian Kesehatan RI. Dalam forum strategis tersebut, hadir pula Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, SE., M.A., Ph.D., yang memaparkan arah kebijakan nasional berbasis kinerja menuju transformasi sistem kesehatan yang lebih inklusif dan adaptif.
Gubernur Melki membuka sambutannya dengan menyoroti tantangan geografis NTT yang membuat layanan dasar kesehatan tidak bisa disamaratakan dengan daerah lain. "Pendekatan layanan di NTT harus variatif dan berbasis realitas masyarakat. Kita tidak bisa hanya meniru kebijakan dari pusat tanpa penyesuaian kontekstual," tegasnya.
Lebih lanjut, Gubernur Melki mendorong penguatan layanan primer seperti Puskesmas dan kader kesehatan desa, termasuk gagasan inovatif agar setiap rumah memiliki perwakilan keluarga sebagai ‘pengawal’ kesehatan ibu hamil dan balita. Menurutnya, langkah ini akan mempercepat deteksi dini stunting dan memperluas edukasi keluarga.
Sementara itu, Sekjen Kemenkes RI, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, menyampaikan bahwa reformasi sistem kesehatan adalah bagian penting dari mimpi besar Indonesia menjadi negara maju pada 2045. “Kalau mau menuju negara maju, kuncinya bukan SDA, tapi SDM—dan itu berarti pendidikan dan kesehatan. Bonus demografi akan berakhir 2035, dan kita tidak boleh menyia-nyiakan masa emas ini,” katanya.
Ia menekankan pentingnya indikator kunci seperti harapan hidup, kesehatan ibu dan anak, serta penurunan angka stunting sebagai tolok ukur suksesnya transformasi kesehatan nasional. “Stunting bukan sekadar angka, tapi masa depan bangsa. Kalau 20 persen dari lima juta bayi setiap tahun menderita stunting, itu berarti kita kehilangan jutaan pemimpin potensial 25 tahun ke depan,” jelasnya.
Kunta juga mengingatkan bahwa pembangunan kesehatan tidak bisa hanya bergantung pada APBN atau APBD. Keterlibatan swasta, masyarakat, dan kolaborasi antarsektor sangat krusial untuk menciptakan sistem kesehatan yang tangguh dan berkelanjutan.
Forum ini menjadi ajang konsolidasi awal untuk evaluasi program 2025 dan persiapan program kesehatan 2026. Melki mengajak semua kepala daerah di NTT dan pemerintah pusat untuk tidak hanya melihat anggaran sebagai beban administratif, tetapi sebagai peluang mendorong perubahan konkret. "Mari kita bangun sistem dan ekosistem kesehatan dari desa sampai pusat. Ayo sehat bersama, ayo bangun NTT," pungkasnya.
✏️: kl