Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Harunya Penerimaan Jubah Putih 89 Frater Ritapiret di Nangaroro: Tonggak Baru Calon Imam NTT

Minggu, 13 Juli 2025 | Juli 13, 2025 WIB Last Updated 2025-07-13T03:54:16Z

 

Sebanyak 89 frater Seminari Tinggi Ritapiret menerima jubah putih di Gereja St. Martinus Nangaroro. Momen sakral ini menjadi simbol kesediaan melanjutkan panggilan menjadi imam Katolik.


Ende, Nangaroro, NTT, 12 Juli 2025 — Ribuan umat memadati Gereja St. Martinus Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, menyaksikan momen penuh haru saat 89 frater Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret menerima jubah putih, simbol awal perjalanan menuju imamat suci. Perayaan Ekaristi Kudus ini menjadi puncak dari Tahun Orientasi Rohani (TOR) dan menandai kesiapan para frater melangkah ke tahap formasi filsafat dan teologi.


Peristiwa sakral ini bukan sekadar seremoni rutin, tetapi menjadi tonggak penting dalam perjalanan panggilan imamat Gereja Katolik, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Jubah putih yang dikenakan para frater melambangkan kesediaan mereka untuk hidup dalam kemurnian, ketaatan, dan pengabdian total kepada Tuhan dan umat.


Romo Guidelbertus: “Ini Simbol Kesediaan Total untuk Menjadi Imam Kristus”


Preses Seminari Ritapiret, Romo Guidelbertus Tanga, menyampaikan bahwa awalnya terdapat 97 frater yang mengikuti TOR 2024/2025. Namun hanya 89 yang dinyatakan siap menerima jubah putih, setelah menjalani proses pembinaan dan penilaian yang intensif.


“Delapan orang lainnya memutuskan untuk tidak melanjutkan proses. Yang 89 ini, kami teguhkan hari ini sebagai calon imam yang siap melanjutkan formasi ke tahap selanjutnya,” kata Romo Guidelbertus usai misa.


Frater-frater yang menerima jubah berasal dari berbagai keuskupan seperti Maumere, Ende, Ruteng, Larantuka, Labuan Bajo, hingga Denpasar. Keberagaman ini mencerminkan semangat universalitas Gereja yang berpadu dengan kekayaan budaya lokal Indonesia Timur.


Misa konselebrasi dipimpin oleh Romo Guidelbertus bersama para imam dari berbagai tarekat dan keuskupan. Umat tampak khusyuk mengikuti misa, bahkan memadati halaman luar gereja. Saat satu per satu frater maju ke altar untuk menerima jubah, isak tangis dan tepuk tangan bergema. Banyak keluarga yang tak kuasa menahan air mata haru, melihat anak, saudara, atau keponakan mereka resmi mengenakan jubah putih.


Dalam homilinya, salah satu imam mengingatkan bahwa jubah putih bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari jalan panjang dan penuh perjuangan menuju tahbisan imamat. “Jubah ini adalah tanda bahwa kalian siap menghayati hidup sebagai calon imam dengan kesederhanaan, kemurnian, dan ketaatan,” tegasnya.


Acara ditutup dengan sambutan dari perwakilan frater dan ucapan terima kasih dari umat Paroki St. Martinus Nangaroro selaku tuan rumah. Para frater juga menyampaikan pesan singkat sebagai bentuk komitmen mereka untuk terus bertumbuh dalam panggilan Tuhan.


Sebagai lembaga pendidikan calon imam tertua dan terbesar di kawasan Timur Indonesia, Seminari Tinggi Ritapiret terus memainkan peran strategis dalam mencetak gembala-gembala yang tangguh dan setia. Penerimaan jubah putih ini menjadi bukti bahwa panggilan imamat masih tumbuh subur di tanah Nusa Tenggara.

✒️: Albert Cakramento