Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Investasi Porang dari China Masuk NTT, PD Ki Bolok Mulai Dilirik Dunia Industri

Selasa, 08 Juli 2025 | Juli 08, 2025 WIB Last Updated 2025-07-08T11:49:47Z

 

Investor dari China siap membangun pabrik pengolahan porang di kawasan industri PD Ki Bolok. BUMD milik Pemprov NTT ini mulai dilirik setelah lama terpuruk. Simak gebrakan terbaru Ki Bolok di tahun 2025.


Kupang,NTT, 8 Juli 2025 — Harapan baru muncul bagi pengembangan kawasan industri di Nusa Tenggara Timur. Setelah bertahun-tahun vakum dan merugi, PD Ki Bolok kini mulai dilirik oleh dunia industri, khususnya oleh investor dari luar negeri. Salah satu investor dari Tiongkok siap menanamkan modal untuk membangun pabrik pengolahan porang di kawasan tersebut.


Direktur PD Ki Bolok, Tommy Dima, mengungkapkan bahwa perusahaan asal China tersebut telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dan merencanakan pembangunan pabrik di atas lahan seluas 4 hektar. “Mereka sebelumnya sudah punya pabrik di Jawa Timur. Sekarang mereka mau ekspansi ke NTT, fokus pada pengolahan porang,” ujarnya.


Investasi ini bukan untuk pertanian, melainkan pengolahan hasil porang menjadi produk siap ekspor, yang tentu berdampak langsung terhadap ekonomi lokal dan membuka lapangan kerja baru di kawasan itu.


Ki Bolok Bangkit dari Keterpurukan


Sejak berdiri pada 2019, PD Ki Bolok belum pernah menyumbangkan keuntungan atau dividen kepada Pemerintah Provinsi NTT karena terus mengalami kerugian. Namun tahun ini, Tommy menargetkan perusahaan bisa menyetor dividen perdana senilai Rp250 juta.


“Kita berusaha maksimal. Tahun ini harus jadi titik balik. Selain pendapatan, kita juga kejar masuknya tenant-tenant strategis,” tegasnya.


Kini, kawasan industri Ki Bolok yang mencakup 900 hektar lahan (200 hektar bersertifikat), mulai dipromosikan secara luas. Promosi dilakukan dengan pemasangan banner di hotel dan restoran di Kupang, serta rencana pemasangan iklan TV interaktif di bandara.


Strategi Gencar Gaet Investor


Selain investor porang dari China, PD Ki Bolok juga menyebut sudah ada lima perusahaan lain yang menyatakan ketertarikan untuk masuk, termasuk dari sektor pertambangan mangan. Strategi pemasaran agresif juga dilakukan dengan menjalin komunikasi dengan organisasi seperti KADIN dan Apindo, serta keikutsertaan dalam pameran industri.


“Kita tidak hanya buka booth, tapi langsung cari investor. Kita bawa brosur, bagi kartu nama, dan kumpulkan database mereka. Setelah itu, kita follow-up lewat newsletter,” jelas Tommy.


Hambatan Lama Mulai Diatasi


Salah satu tantangan utama selama ini adalah ketidakjelasan batas lahan yang membuat masyarakat kesulitan mengurus sertifikat. Masalah ini sempat ramai di media sosial beberapa waktu lalu.


Namun kini, pihak PD Ki Bolok mengarahkan penyelesaian ke Badan Aset Pemprov sebagai pemilik resmi lahan. Jika penetapan batas tanah selesai, proses investasi dan sertifikasi lahan akan jauh lebih mudah dan aman.


Fasilitas Pendukung Juga Disiapkan


Selain pemasaran, PD Ki Bolok juga mulai menyusun kerja sama pembangunan fasilitas pendukung seperti IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) tanpa menggunakan APBD atau dana internal. Salah satu peluang datang dari Grup Sinar Mas, yang telah melakukan survei dan kemungkinan akan membangun IPAL jika disepakati konversi penggunaan lahan.


“Kalau mereka bangun fasilitasnya dan pakai lahan kita, tinggal kita hitung konversinya. Kita dapat manfaat tanpa keluar dana,” tambah Tommy.


Investasi Masuk, Ekonomi Bergerak


Dengan mulai masuknya investor asing seperti pabrik porang dari China, serta penataan kawasan dan infrastruktur yang terus dibenahi, PD Ki Bolok kini berada di jalur transformasi.


Apa yang sebelumnya dianggap “mall kosong tanpa tenant”, kini perlahan berubah menjadi kawasan industri yang aktif dan strategis. Jika semua berjalan lancar, tahun 2025 akan menjadi tonggak penting kebangkitan BUMD ini.


“Kalau tidak ada tenant, kita tidak punya pemasukan. Tapi kalau investor mulai masuk, kita bukan cuma dapat pendapatan, tapi bisa dorong pertumbuhan ekonomi daerah,” tutup Tommy.

✒️: kl