Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Dr. Sam Haning Tegaskan: Aspirasi Mahasiswa Sah, Tapi Jangan Anarkis – UPG 1945 NTT Wajib Patuh

Minggu, 31 Agustus 2025 | Agustus 31, 2025 WIB Last Updated 2025-08-31T11:29:15Z

 

Dr. Sam Haning, Ketua APTISI Wilayah XV NTT, tegaskan aspirasi mahasiswa sah tapi jangan anarkis. UPG 1945 NTT dilarang demo, rektor bisa diberhentikan jika melanggar. (📸: news-daring.com) 



Kupang,NTT, 31 Agustus 2025 – Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah XV Nusa Tenggara Timur, Dr. Sam Haning, SH., MH., angkat bicara soal dinamika aksi mahasiswa di NTT. Ia menegaskan bahwa penyampaian aspirasi merupakan hak demokratis mahasiswa, tetapi keras melarang aksi yang berujung pada tindakan anarkis, perusakan fasilitas, maupun mengganggu ketertiban umum.


Dalam keterangannya, Dr. Sam Haning menegaskan bahwa kebebasan menyuarakan aspirasi harus tetap berada dalam koridor hukum dan moralitas.


 “Baik saya sebagai Ketua APTISI Wilayah XV NTT ingin menyampaikan kepada seluruh rektor di wilayah NTT agar memberikan edukasi kepada mahasiswa. Aspirasi itu sah, tetapi jangan sampai berujung anarkis. Saya larang keras tindakan-tindakan yang merusak fasilitas umum maupun fasilitas negara, karena itu akan mengganggu kenyamanan dan keamanan,” tegasnya.


Ia juga mengingatkan agar para mahasiswa waspada terhadap isu-isu liar, rumor, maupun hoaks yang berpotensi ditunggangi pihak tertentu untuk memprovokasi. Menurutnya, mahasiswa NTT harus tetap menjadi contoh dalam menjaga ketertiban dan kedamaian.


 “Kita harus waspada. Jangan sampai ada pihak-pihak lain yang menunggangi mahasiswa dengan isu-isu provokatif. Mahasiswa NTT jangan sampai ikut arus yang merugikan diri sendiri dan masyarakat,” tambahnya.


Tegas untuk UPG 1945 NTT

Khusus untuk Universitas PGRI (UPG) 1945 NTT, Dr. Sam Haning menegaskan aturan disiplin yang ketat. Ia meminta seluruh mahasiswa dan dosen menjaga marwah kampus dengan tidak melakukan aksi turun jalan.


 “Untuk mahasiswa UPG 1945 NTT, saya tegaskan jangan coba-coba melakukan aksi demo. Kalau hal ini tetap dilakukan, maka rektor dan seluruh jajarannya akan diberhentikan dari jabatan,” ujar Dr. Sam Haning.


Menurutnya, kampus harus menjadi tempat pembinaan akademik, bukan arena untuk memprovokasi aksi-aksi anarkis. Oleh karena itu, pimpinan universitas memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga disiplin mahasiswa.


Selain kepada perguruan tinggi, Dr. Sam Haning yang juga menjabat sebagai Ketua PGRI Provinsi NTT, memberi peringatan keras kepada para kepala sekolah di seluruh wilayah NTT agar menjaga siswanya.


 “Saya mau menyampaikan kepada seluruh kepala sekolah agar menjaga murid-muridnya. Jangan sampai siswa dilibatkan dalam kegiatan anarkis. Tugas siswa adalah belajar, bukan turun ke jalan,” tegasnya.


Ia menambahkan, sekolah harus menjadi tempat yang aman dan tertib. Proses pengasuhan dan pembelajaran tidak boleh tercemar oleh kepentingan politik maupun tindakan provokatif yang bisa merusak mental anak-anak.


Dr. Sam Haning juga menekankan bahwa NTT harus tetap aman, damai, dan kondusif. Oleh karena itu, ia meminta seluruh elemen masyarakat, termasuk rektor, dosen, kepala sekolah, guru, mahasiswa, dan siswa, untuk bekerja sama menjaga situasi.


 “Sekali lagi saya katakan, mari kita jaga anak-anak kita. Jangan sampai termakan isu-isu yang berdampak pada kericuhan. Aspirasi boleh, tapi jangan anarkis. Kalau anarkis, yang rugi kita sendiri,” pungkasnya.


Pernyataan tegas Dr. Sam Haning ini sekaligus menjadi peringatan keras kepada seluruh civitas akademika, khususnya di UPG 1945 NTT, agar disiplin dan patuh terhadap aturan. Ia menegaskan, aspirasi boleh disampaikan, tetapi dengan cara yang bermartabat, bukan merusak tatanan hukum dan ketertiban.

✒️: kl