Kota Kupang, NTT– Pemerintah Kota Kupang kembali menunjukkan keseriusannya dalam mendukung pembangunan kehidupan rohani dan sosial masyarakat. Bertempat di Aula Lantai III Kantor Sinode GMIT, Senin (4/8), Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo, didampingi Wakil Wali Kota Serena Cosgrova Francis, S.Sos., M.Sc., secara langsung menyerahkan bantuan sosial keagamaan sebesar Rp300 juta untuk GMIT Center.
Dalam suasana penuh kehangatan dan semangat kolaborasi, acara penyerahan ini turut dihadiri oleh Ketua Sinode GMIT Pendeta Samuel Pandie, Wakil Ketua Sinode GMIT Pendeta Saneb Blegur, Wakil Sekretaris Sinode GMIT Pendeta Zimrat Karmani, serta beberapa pejabat Pemkot Kupang, seperti Kepala Bagian Kesra Setda Kota Kupang Djoni D. Bire, S.H., dan Kepala Bagian Prokomp Daud N. Nafi, S.STP., M.M.
Dalam sambutannya, Wali Kota Kupang secara jujur mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan anggaran. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah tetap memprioritaskan program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
"Kami masuk pada saat efisiensi besar-besaran dilakukan secara nasional. Tapi saya tegaskan, bantuan sosial dan keagamaan harus tetap jalan. Untuk itu, hari ini kami menyerahkan bantuan sebesar Rp300 juta bagi GMIT Center," ujar Wali Kota Widodo.
Ia menjelaskan bahwa efisiensi belanja perjalanan dinas dan pembatalan pengadaan mobil dinas baru berhasil menghemat anggaran hingga Rp4 miliar. Dana tersebut dialihkan ke sektor yang lebih mendesak, seperti penyediaan liang lahat gratis bagi warga kurang mampu serta dana pengaman IGD di RSUD S.K. Lerik sebesar Rp3 miliar untuk pasien darurat non-BPJS.
Tak hanya itu, Wali Kota juga menyinggung program pemberdayaan UMKM melalui SABOAK (Sunday Market Buat Orang Kupang) yang mampu meningkatkan pendapatan pelaku usaha kecil tanpa beban biaya sewa.
“Kami ingin hadir sebagai pemerintah yang tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga kehidupan rohani, budaya bersih, dan solidaritas antarsesama. Kita tidak bisa berjalan sendiri, tapi harus kolaboratif dengan gereja, masjid, komunitas, dan semua elemen masyarakat,” tegasnya.
Apresiasi pun datang dari Ketua Sinode GMIT, Pdt. Samuel Pandie. Ia menyambut baik inisiatif Pemkot Kupang dan menilai bahwa bantuan ini mencerminkan perhatian pemerintah terhadap aspek spiritual warga kota.
"Kami percaya bahwa gereja dan pemerintah adalah mitra dalam membangun manusia seutuhnya, baik secara jasmani maupun rohani. Bantuan ini menjadi bukti bahwa pemerintah tidak hanya berbicara soal jalan dan gedung, tetapi juga tentang iman, harapan, dan kasih," ujar Pdt. Samuel.
Lebih lanjut, ia mendorong seluruh jemaat GMIT untuk terus menyemai semangat kolaborasi, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Pemerintah Kota Kupang.
Kehadiran Pemkot Kupang dalam kegiatan ini kembali menegaskan komitmennya bahwa pelayanan publik bukan hanya soal fisik dan pembangunan infrastruktur, tetapi juga menyentuh hati dan kebutuhan spiritual masyarakat.
✍🏼: Enjel Lasbaun