Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Air Tak Mengalir 3 Bulan, Warga Watuturan Protes: “Bayar Angin ke PDAM?”

Minggu, 14 September 2025 | September 14, 2025 WIB Last Updated 2025-09-13T20:18:02Z

 

Hampir tiga bulan warga Watuturan, Maumere tak menikmati air bersih, tapi tetap ditagih PDAM. Warga protes keras, PDAM janji perbaikan pompa.


Maumere,NTT, 13 September 2025 — Hampir tiga bulan lamanya warga di Watuturan, Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, hidup dalam krisis air bersih. Ironisnya, meski air tidak mengalir ke rumah, Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Wairpuang Kabupaten Sikka tetap menagih rekening pelanggan.


Sejumlah warga menilai kondisi ini sangat merugikan. Mereka menyebut PDAM gagal menjalankan tanggung jawabnya sebagai penyedia layanan publik.


“Sudah hampir tiga bulan air tidak jalan, tapi tagihan tetap datang. Apakah masyarakat bayar angin kah?” ungkap Rio da Silva, salah satu warga Watuturan dengan nada kesal.


Rio menegaskan, ketiadaan air bersih membuat aktivitas warga sangat terganggu. Padahal, air merupakan kebutuhan vital yang tidak bisa ditunda. Ia mendesak PDAM segera menghadirkan solusi nyata, bukan sekadar menagih kewajiban pelanggan.


Menanggapi hal tersebut, Kepala Humas Perumda Wairpuang Kabupaten Sikka, Marius Orion, menjelaskan bahwa gangguan layanan disebabkan kerusakan mesin pompa. “Informasi dari bagian produksi, mesin pompa yang rusak sudah dipesan dan saat ini dalam perjalanan. Perkiraan minggu depan sudah bisa dipasang dan pelayanan ke Watuturan kembali normal,” jelas Orion melalui pesan WhatsApp.


Ia juga menyampaikan permohonan maaf sekaligus janji kompensasi bagi pelanggan terdampak. “Untuk rekening air bulan Agustus, pelanggan di Watuturan hanya dikenakan biaya administrasi sebesar Rp15 ribu,” tambahnya.


Warga Watuturan kini hanya bisa berharap janji tersebut benar-benar ditepati. Sebab bagi mereka, air bersih bukan sekadar fasilitas, melainkan kebutuhan mendasar untuk hidup.


Jika PDAM gagal memenuhi janjinya, bukan hanya warga Watuturan yang kehilangan kepercayaan, tetapi juga wajah pelayanan publik di Kabupaten Sikka yang ikut tercoreng.

✒️: Albert Cakramento