![]() |
Drama siswa VS vs guru di SMAN 1 Kupang berakhir damai lewat mediasi. Kedua pihak saling memaafkan, Kadis tekankan pendekatan persuasif. |
Kupang,NTT, 22 September 2025 – Drama antara seorang siswa berinisial VS dengan gurunya, Rini Lawa Mone, di SMAN 1 Kupang akhirnya menemui titik damai. Kasus yang sempat menghebohkan dunia pendidikan di Kota Kupang ini diselesaikan melalui proses mediasi yang difasilitasi langsung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mediasi berlangsung dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambrosius Kodo, didampingi Kabid GTK, Maria Kiak, serta pejabat fungsional urusan kesiswaan, Yustina May. Dari pihak sekolah, hadir Kepala SMAN 1 Kupang, Marselina Tua, sementara dari pihak keluarga, turut hadir orang tua siswa VS.
Dalam pertemuan tersebut, baik siswa maupun guru menyadari bahwa kekerasan tidak boleh terjadi di sekolah dengan alasan apa pun. VS dan guru Rini sepakat menyelesaikan masalah secara kekeluargaan, saling memaafkan, dan berkomitmen untuk tidak mengulangi peristiwa serupa.
Langkah ini disambut positif oleh semua pihak sebagai wujud penyelesaian yang menekankan nilai pendidikan, bukan sekadar penghukuman.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambrosius Kodo, menegaskan pentingnya membangun sekolah sebagai lingkungan yang aman, nyaman, dan ramah bagi siswa maupun tenaga kependidikan.
“Hormati guru seperti orang tua sendiri. Siapa yang menghormati guru, tentu akan menjadi anak yang baik dan cerdas. Mari kita sama-sama menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa, guru, maupun tenaga kependidikan,” ungkap Ambrosius.
Ia juga menghimbau para guru untuk lebih mengedepankan pendekatan persuasif dan pembimbingan dalam mendidik siswa, sebisa mungkin menghindari kekerasan dalam bentuk apa pun.
Kasus ini menjadi refleksi penting bagi dunia pendidikan di NTT bahwa hubungan antara guru dan siswa harus dibangun di atas dasar penghormatan, etika, dan kasih sayang. Pendidikan bukan hanya soal akademik, tetapi juga proses membentuk karakter generasi yang berintegritas.
Dengan selesainya drama ini melalui jalur mediasi, diharapkan seluruh pihak—guru, siswa, maupun orang tua—dapat mengambil hikmah. Insiden tersebut menjadi pelajaran berharga bahwa sekolah seharusnya menjadi ruang yang mendidik, bukan arena konflik.
Drama siswa dan guru SMAN 1 Kupang akhirnya usai lewat mediasi damai. Semoga peristiwa ini menjadi momentum memperkuat kembali budaya hormat, dialog, dan kasih dalam dunia pendidikan NTT.
✒️: kl