Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Reforma Agraria Jadi Sorotan, Stef Come Rihi Minta Negara Tegas Bela Petani

Rabu, 24 September 2025 | September 24, 2025 WIB Last Updated 2025-09-24T14:49:38Z

 

Di Hari Tani Nasional, Gemara desak reforma agraria sejati. Secara terpisah, Stef Come Tihi minta negara hadir kembalikan hak tanah ulayat rakyat.(📸: news-daring.com) 


Kupang,NTT, 24 September 2025 — Peringatan Hari Tani Nasional (HTN) kembali menjadi panggung perjuangan rakyat kecil. Gerakan Rakyat Menuntut Reforma Agraria (Gemara) hadir di ruang Komisi I DPRD NTT, mendesak pemerintah dan legislatif segera menjalankan reforma agraria sejati untuk mengakhiri konflik tanah yang terus menimpa petani, nelayan, dan masyarakat adat di Nusa Tenggara Timur.


Dalam pernyataan sikapnya, Gemara menegaskan bahwa “rakyat dan kekayaan bangsa setiap hari dijarah”, sementara negara gagal hadir melindungi rakyatnya. Mereka menilai konflik agraria di NTT, mulai dari Besipae hingga Amnuban, telah menjadi bukti bahwa penyelenggara negara belum serius menjalankan mandat reforma agraria.


Secara terpisah, anggota DPRD Provinsi NTT dari Komisi I, Stef Come Rihi, menegaskan bahwa reforma agraria tidak boleh hanya menjadi jargon politik. Ia menekankan pentingnya keberpihakan negara untuk mengembalikan tanah ulayat kepada masyarakat adat setelah masa HGU atau HGB berakhir.


“Negara wajib hadir. Jika HGU atau HGB sudah berakhir, tanah ulayat harus dikembalikan kepada pemilik aslinya. Bukan malah dikuasai pemerintah atau swasta. Reforma agraria adalah hak rakyat, bukan sekadar program seremonial,” tegas Stef.


Stef juga menyoroti persoalan teknis dalam pengelolaan tanah di masa lalu. Menurutnya, banyak pengukuran tanah dilakukan secara manual tanpa akurasi di lapangan, sehingga membuka ruang abu-abu yang memicu konflik dan potensi korupsi kebijakan.


“Pengukuran tanah yang tidak akurat hanya menimbulkan ketidakpastian hukum. Negara harus memperbaiki sistem administrasi pertanahan agar rakyat tidak lagi dirugikan,” tambahnya.

 

Gemara menuntut agar DPRD NTT segera membuat rekomendasi konkret kepada pemerintah provinsi terkait konflik tanah ulayat, termasuk di Besipae yang hingga kini membuat 30 kepala keluarga hidup tanpa kepastian. Mereka menolak keras praktik penyerobotan tanah dengan dalih investasi, yang justru menjauhkan rakyat dari tanahnya sendiri.


Hari Tani Nasional 2025 menegaskan kembali bahwa reforma agraria sejati adalah jalan keadilan sosial. Gemara menekan pemerintah agar segera bertindak, sementara Stef Comerihi secara tegas mengingatkan negara untuk tidak absen membela rakyat kecil.


Reforma agraria sejati adalah kewajiban, bukan pilihan; tanpa itu rakyat kecil akan terus menjadi korban di tanah sendiri. Suara Gemara dan Stef Come Rihi berpadu menegaskan bahwa negara harus hadir, tegak, dan adil bagi petani NTT. Momentum Hari Tani Nasional ini harus menjadi titik balik: reforma agraria untuk rakyat, bukan untuk segelintir elit.

✒️: kl