![]() |
Tiga pelajar SMA di Sikka terlibat skandal hubungan terlarang. Sat Pol-PP lakukan tes HIV & kehamilan, hasil negatif tapi jadi alarm bahaya HIV/AIDS. |
Maumere,NTT, 1 Oktober 2025 — Kasus hubungan terlarang tiga pelajar SMA di Kabupaten Sikka kembali menghebohkan publik. Dua siswi dan seorang siswa diketahui melakukan hubungan layaknya suami-istri tanpa perlindungan. Peristiwa ini memicu kekhawatiran besar, mengingat Sikka merupakan salah satu daerah dengan angka HIV/AIDS tertinggi di NTT.
Kronologi Kasus
Kasus ini terungkap setelah Sat Pol-PP menerima laporan masyarakat tentang aktivitas mencurigakan. Dari hasil operasi, dua pelajar diciduk di kos-kosan Jalan Lamtoro, Kota Maumere, sementara satu pelajar lainnya dijemput langsung di sekolah.
Ketiganya diketahui berkenalan melalui media sosial Facebook, lalu sepakat bertemu hingga berujung pada hubungan badan tanpa pengaman. Selanjutnya, mereka diamankan ke Kantor Sat Pol-PP untuk dimintai keterangan.
Pihak sekolah dan orang tua turut dipanggil untuk mendampingi proses pemeriksaan karena usia mereka masih di bawah umur.
Sebagai langkah antisipatif, Sat Pol-PP menggandeng Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sikka dan Puskesmas Beru untuk melakukan tes darah dan urin.
“Hasil pemeriksaan menunjukkan negatif HIV/AIDS dan tidak ada kehamilan. Namun para pelajar tetap kami pulangkan ke orang tua dengan surat pernyataan dan pendampingan,” tegas Yosef Nong, S.H., M.H., Kepala Seksi Pengawasan, Pembinaan, dan Penyuluhan Sat Pol-PP Sikka.
Meski hasil tes negatif, salah satu keluarga siswi menuntut adanya penyelesaian khusus terkait hubungan anak mereka dengan siswa laki-laki. Proses mediasi pun masih berjalan dengan melibatkan sekolah dan orang tua.
Setelah seluruh tahapan selesai, ketiga pelajar dipulangkan untuk mendapatkan pengawasan dari keluarga masing-masing.
Sat Pol-PP juga mengingatkan pemilik kos dan penginapan untuk lebih ketat mengawasi penghuni.
“Setiap pemilik kos wajib memeriksa identitas tamu, baik KTP maupun kartu keluarga. Jangan sampai kos menjadi tempat bebas tanpa aturan yang dimanfaatkan pelajar di bawah umur,” tegas Yosef Nong.
Kasus ini menjadi alarm keras bagi dunia pendidikan di Kabupaten Sikka, yang kini menempati peringkat kedua tertinggi kasus HIV/AIDS di NTT setelah Kota Kupang.
Peristiwa ini menjadi peringatan serius bagi orang tua, sekolah, dan pemerintah daerah agar lebih aktif mengawasi pergaulan remaja demi mencegah HIV/AIDS dan perilaku menyimpang.
✒️: Albert Cakramento