![]() |
UMKM PanBers Kupang dukung Instruksi Gubernur NTT dengan sajikan 2.600 olahan ikan tuna di Sidang Istimewa Sinode GMIT, ajak masyarakat gemar makan ikan. |
Kota Kupang,NTT 6 Oktober 2025 — Dapoer PaNBerS Kupang kembali menunjukkan kiprahnya sebagai pelaku UMKM perikanan yang inovatif dan berkomitmen mendukung program pemerintah daerah. Untuk pertama kalinya, UMKM ini mendapat kepercayaan menghadirkan menu olahan ikan pada Sidang Istimewa Tingkat Sinode GMIT, yang berlangsung di Gedung GMIT Center, Kota Kupang, sejak 1 hingga 10 Oktober 2025.
Pemilik Dapoer PaNBerS, Yohanis Pandie, menyampaikan rasa bangganya karena dipercaya menyediakan konsumsi bagi peserta sidang yang dihadiri ratusan utusan dari berbagai klasis di Nusa Tenggara Timur.
“Ini kebanggaan besar bagi kami. Tidak hanya melayani konsumsi acara gerejawi, tetapi juga ikut mendorong masyarakat untuk semakin gemar makan ikan, sesuai dengan Instruksi Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor: DIS.PKL.188/SD.3.25/II/2022 tentang Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN),” ujar Yohanis Pandie.
Instruksi Gubernur NTT menegaskan bahwa setiap kegiatan pemerintahan, sosial, dan keagamaan perlu menyediakan menu serba ikan sekurang-kurangnya 50% dari total hidangan. Kebijakan ini kini mulai diimplementasikan oleh lembaga-lembaga gerejawi, termasuk Majelis Klasis Kota Kupang Barat, yang pada kesempatan ini memesan langsung produk olahan ikan dari UMKM lokal.
Ketua Majelis Klasis Kota Kupang Barat, Pdt. Lelin Ita Fointuna-Ndun, menjadi pihak pemesan produk olahan ikan dari Dapoer PaNBerS untuk konsumsi peserta Sidang Sinode di GMIT Center. Keputusan ini sekaligus menjadi wujud nyata dukungan gereja terhadap kebijakan pemerintah daerah untuk meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat.
Pemesanan dilakukan secara bertahap, yakni:
1. Selasa, 28 September 2025
- Se’i ikan (tuna) sebanyak 12 kilogram
2. Kamis, 2 Oktober 2025
- Sate ikan (tuna) sebanyak 650 lidi
- Kaki naga ikan (tuna) sebanyak 650 stik
3. Rencana Senin, 6 Oktober 2025
- Nugget ikan (tuna) sebanyak 650 potong
- Stik ikan (tuna) sebanyak 650 potong
Secara keseluruhan, terdapat 2.600 porsi olahan ikan yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi selama persidangan berlangsung.
Proses produksi seluruh olahan ikan tersebut dilakukan secara kolaboratif oleh mahasiswa Politani Negeri Kupang, Jurusan Agribisnis Perikanan, bersama siswa dari SMK Negeri Oehani, SMK Negeri Kolbano, dan SMK Negeri Boking yang sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Dapoer PaNBerS.
Kolaborasi lintas lembaga pendidikan ini menjadi contoh nyata sinergi antara dunia pendidikan vokasi dan dunia usaha, yang tidak hanya menghasilkan produk berkualitas, tetapi juga memberikan pengalaman lapangan bagi para pelajar dan mahasiswa dalam industri pengolahan hasil laut.
“Anak-anak SMK dan mahasiswa Politani kami libatkan penuh, mulai dari proses pembersihan bahan baku, pengolahan, hingga pengemasan. Ini bagian dari pembelajaran langsung agar mereka memahami nilai ekonomi dan gizi ikan laut, khususnya tuna,” jelas Yohanis Pandie.
Sidang Sinode kali ini menjadi yang pertama dalam sejarah pelaksanaannya di mana menu utama didominasi oleh lauk ikan hingga 50% di setiap meja hidangan, menggantikan dominasi daging ayam seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Langkah ini mendapat respon positif dari peserta sidang dan tamu undangan, termasuk Pdt. Lelin Ita Fointuna-Ndun, yang menilai perubahan menu tersebut sejalan dengan semangat GEMARIKAN serta potensi laut Nusa Tenggara Timur yang melimpah.
Bahkan, di tempat lain seperti kelompok persidangan yang berlangsung di Jemaat GMIT Pniel Sikumana, panitia juga menyiapkan lauk ikan 50% di setiap meja hidangan bagi peserta.
Yohanis Pandie menjelaskan bahwa upaya menghadirkan ikan di meja makan masyarakat NTT perlu terus dikembangkan dengan sentuhan inovasi.
“Orang NTT biasanya dikenal dengan ikan goreng, kua asam, atau ikan bakar — dan menu itu umumnya hanya sampai di meja makan keluarga. Tetapi sekarang, ikan tuna bisa hadir di meja makan keluarga maupun pesta dengan berbagai variasi olahan seperti bakso ikan, se’i ikan, sate kaki naga, nugget, stik tuna beku (brosen), rendang tuna, samosa, hingga sambal goreng ikan.”
Menurutnya, kehadiran berbagai produk olahan ini membuat ikan tidak lagi monoton, tetapi menjadi menu bergengsi yang bisa disajikan di berbagai acara resmi.
Sebagai penutup, Yohanis mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung gerakan makan ikan dengan semangat yang sama seperti di Sidang Sinode kali ini:
“Ayo makan ikan agar sehat, kuat, dan cerdas!”
✒️: kl