Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Warga Sikka Geram! FOKALIS Desak Bupati dan DPRD Bertanggung Jawab atas Krisis Layanan Publik dan Dugaan Korupsi

Kamis, 30 Oktober 2025 | Oktober 30, 2025 WIB Last Updated 2025-10-30T03:17:36Z

 

Warga Sikka resah! FOKALIS desak Bupati dan DPRD bertanggung jawab atas krisis layanan publik dan dugaan korupsi dana pokir Rp35 miliar.


Maumere,NTT, 30 Oktober 2025 — Situasi politik Kabupaten Sikka memanas menjelang aksi besar Forum Rakyat Resah dan Gelisah (FOKALIS) yang menuntut tanggung jawab Bupati dan DPRD atas memburuknya layanan publik serta dugaan korupsi dana hibah dan pokir. Aksi bertajuk “Rakyat Kabupaten Sikka Resah dan Gelisah” ini akan digelar di depan Kantor DPRD Sikka, sesuai surat pemberitahuan resmi bernomor 02/FOKALIS/X/2025 yang telah dikirim ke Polres Sikka.


Koordinator Lapangan FOKALIS, Frederich Fransiskus Baba Djoedye, menegaskan melalui wawancara WhatsApp pagi ini bahwa gerakan tersebut murni lahir dari keresahan masyarakat.


“Aksi ini adalah jeritan rakyat. Kami resah melihat pelayanan RS Hillers yang makin amburadul, sementara dana publik di DPRD justru dihamburkan tanpa arah,” ujarnya.


Pelayanan di RSUD TC. Hillers Maumere kini menjadi sorotan utama publik. Kekurangan dokter spesialis disebut sebagai penyebab keterlambatan penanganan pasien, bahkan berujung pada kehilangan nyawa.


 “Ini bukan sekadar isu teknis, ini soal nyawa. Tapi Pemda dan DPRD tidak kunjung bergerak. Kami minta Presiden Prabowo melalui Menteri Kesehatan segera turun tangan,” kata Frederich menegaskan.


RS TC. Hillers kini menjadi simbol dari krisis pelayanan publik di Kabupaten Sikka, yang memperlihatkan lemahnya perhatian pemerintah terhadap kebutuhan dasar masyarakat.


Selain sektor kesehatan, FOKALIS menyoroti pengelolaan dana hibah dan pokir DPRD Sikka senilai Rp35 miliar. Menurut temuan mereka, setiap anggota DPRD diduga mengelola dana sekitar Rp1 miliar tanpa laporan transparan kepada publik.


 “Selama rakyat kesulitan biaya berobat dan air bersih, anggota DPRD justru menikmati fasilitas besar dari uang rakyat,” tegas Frederich.


Mereka meminta BPK, APIP, dan Ombudsman turun langsung mengaudit dana tersebut. FOKALIS juga menilai DPRD gagal menjalankan fungsi legislasi dan pengawasan yang seharusnya berpihak pada rakyat.


Dalam aksi hari ini, massa FOKALIS berencana membawa satu truk batu untuk ditumpahkan di depan Kantor DPRD sebagai simbol “wakil rakyat yang membatu”—tak mendengar dan tak peduli.


“Batu ini simbol hati rakyat yang keras karena kecewa. Tapi setelah tuntutan kami dibacakan, batu itu akan kami muat kembali sebagai tanda rakyat masih memberi kesempatan bagi DPRD untuk berubah,” jelas Frederich.



Sembilan Tuntutan Utama FOKALIS


1. Pembenahan total layanan RS TC. Hillers dan pengangkatan dokter spesialis.

2. Evaluasi kinerja DPRD dan dugaan penyimpangan dana publik.

3. Audit terhadap dana pokir dan tunjangan DPRD.

4. Transparansi dana hibah pokir Rp35 miliar.

5. Penghentian rencana penutupan Pasar Wuring.

6. Efisiensi anggaran perjalanan dinas DPRD.

7. Penambahan gaji dan tunjangan bagi dokter spesialis.

8. Audit APIP terhadap keuangan DPRD.

9. APBD Kabupaten Sikka harus lebih berpihak pada rakyat kecil.


“Ini Bukan Aksi Politik, Ini Panggilan Moral Rakyat”


FOKALIS menegaskan bahwa aksi tersebut tidak bermuatan politik, melainkan gerakan moral rakyat yang muak terhadap ketidakadilan dan pelayanan buruk.


 “Kami tidak dibayar siapa pun. Ini murni jeritan hati rakyat yang sudah terlalu lama bersabar,” tutup Frederich Fransiskus Baba Djoedye.

✒️: Albert Cakramenti