Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Gubernur NTT : Tanpa Cinta, Pendidikan di NTT tidak akan Maju

Kamis, 23 Februari 2023 | Februari 23, 2023 WIB Last Updated 2023-02-23T15:15:27Z


“Urus manusia itu tidak gampang, harus ada cinta, harus disertai dengan hati, harus terus dilakukan pendampingan. Tanpa cinta, pendidikan di NTT tidak akan maju. Kita sudah terlalu jauh tertinggal dari daerah-daerah lain, jadi kita tidak bisa bekerja dengan cara yang biasa-biasa saja."


NEWSDARING-KUPANG-Demikian disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Krbudayaan Provinsi NTT beserta seluruh Kepala Sekolah SMA/SMK se-Kota Kupang saat melakukan kunjungan Ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (23 Februari 2023).


“Saat  menjadi gubernur, saya sudah mendorong secara serius agar satu (1) SMA dan satu (1) SMK harus bisa masuk dalam sekolah unggulan 200 terbaik Indonesia, namun sampai dengan sekarang  hal ini belum juga dapat dicapai. Tadi saya ngobrol-ngobrol dengan pengawas sekolah dan semua yang membidangi kurikulum maupun dengan bagian yang berkaitan dengan infrastruktur penunjang.  Beberapa pikiran  disampaikan kepada saya di antaranya supaya, kepala sekolahnya diganti.  Saya tegaskan  dari dulu saya tidak pernah ikut campur tentang ini. Siapa mau jadi kepala sekolah, itu urusan dinas, Dinas Pendidikan yang putuskan, saya tidak pernah satu kalipun ikut campur memberikan atau mengajukan nama untuk ditempatkan jadi Kepala Sekolah," jelas Gubernur VBL.


Lebih lanjut, Gubernur Viktor juga mengingatkan agar kualitas dan mutu pendidikan diperhatikan dan diawasi secara lebih serius lagi.


 “Saya minta kualitas pendidikan diperhatikan dan diawasi betul. Begitu juga dengan hal lainnya, mulai dari Dinas Pendidikannya, Pengelola dan penanggungjawab pada masing-masing bidang pendidikan, terlebih yang berkaitan dengan kualitas dan mutu Pendidikan. Kepala Sekolah sampai kepada para pengajarnya bahkan sampai kepada siswa dan siswinya.  Saya menjadi gubernur saya tidak pernah datang untuk membangun klan, saya datang membangun kualitas pelayanan karena itu saya tidak pernah tertarik pada klan, tidak tertarik pada suku dan agama," tegas Gubernur VBL.


 “Saya bermimpi untuk membawa Nusa Tenggara Timur ini untuk menjadi sebuah provinsi yang betul-betul punya pelayanan prima. Saya terganggu betul dengan sekolah-sekolah baru yang baru bangun satu (1) sampai dengan dua (2) tahun tetapi  bisa menjadi sekolah terbaik,  pilihan terbaik. Bahkan kalau anak-anak NTT masuk situ, kebanggaannya luar biasa,” sambung mantan ketua Fraksi Nasdem DPR RI tersebut.


Lebih lanjut, putera Semau tersebut meminta kepada jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mencari tahu penyebab dan jalan keluar mengapa sekolah-sekolah tidak ada yang masuk dalam jajaran 200 sekolah  terbaik di Indonesia.


“Apa yang menyebabkan kita tidak masuk dalam 200 besar sekolah terbaik di Indonesia. Saya sebagai gubernur selalu bertanya-tanya, sekolah yang baru dibangun itu anggaran pendidikannya jika dibandingkan dengan anggaran Pendidikan Provinsi, mana lebih banyak ? Yang bangun sekolah seperti itu, uangnya lebih banyak atau kita yang lebih banyak ? Sudah pasti kita yang lebih banyak uangnya, tetapi mengapa dia lebih baik ? kita anggaran punya, Sumber daya manusianya kita punya, programnya kita punya, tapi macet. Setelah saya cek, ternyata kita lebih banyak kerja hanya administrasi saja sifatnya dari pada pelayanan pembangunan kemanusiaan yang berkualitas," kata Gubernur VBL.


“Jadi kita prinsipnya menjalankan kantor ini hanya sebagai kantor administrasi saja. Saya pikir perlu dirubah cara berpikirnya, paradigmanya harus dirubah. Harusnya kantor ini mampu untuk melahirkan sumber daya manusia unggul, apalagi pak menteri pendidikan telah membuat program pendidikan Merdeka Belajar.  Ini memberikan ruang luar biasa agar kita mendesain model belajar untuk mendorong  pendidikan yang luar biasa.  Karena itu, saya sudah putuskan harus ada 2 (dua) SMA dan 2 (dua) SMK, kalian pilih sendiri 4 (empat) sekolah ini yang nantinya langsung saya ambil alih untuk disupervisi dan dipantau secara khusus.  Saya akan berhentikan mendadak baik kepala sekolahnya maupun guru-gurunya kalau tidak becus. Kalau masalahnya itu datang dari Kepala Sekolah, kepala sekolahnya  diberhentikan, kalau masalahnya dari guru, gurunya diberhentikan, begitu juga kalau masalahnya datang dari Kepala Bidang, Kepala Bidangnya diberhentikan begitu juga dengan Kepala Dinas, Kalau Kepala Dinasnya yang bermasalah, Kepala Dinasnya yang saya berhentikan.  Jadi untuk empat sekolah ini saya ambil alih, kalian pilih sendiri, kalau SMA sudah ada, yaitu SMA Negeri 1 Kupang dan SMA Negeri 6 Kupang, tinggal 2 (dua) nama SMK yang belum ada keputusan. Dalam dua hari ini saya sudah dapat keputusannya sekolah mana saja yang saya ambil alih langsung untuk menjadi sekolah berkualitas,"  tegas Gubernur VBL.


Selanjutnya Gubernur Viktor juga menyampaikan, keempat sekolah ini harus jadi sekolah berkualitas terbaik.

 “Ini akan menjadi sekolah dalam sisa perjalanan saya sampai September. Kita mau membuat model sekolah itu betul-betul berkualitas, dan saya yakin yang hadir disini kepala sekolah semua dan kita harus punya mimpi yang sama. Tapi ini tidak berarti, saya sudah ambil alih ini empat sekolah lalu sekolah yang lain malah mati, jangan seperti itu, bukan begitu maksudnya. Karena saya hanya mau tau, apa sih masalahnya ? Uangnya kita punya, orang kita punya, sumber dayanya kita punya, programnya kita punya, kriteria semua ada. Kita bisa memahami kalau sekolah itu berada di pedalaman sana, kita mengertilah. Tetapi ini di dalam kota Kupang, ibu Kota Provinsi, masa kita tidak bisa masuk dalam 200 sekolah terbaik Indonesia. Jadi saya 4 sekolah, nanti saya minta Wakil Gubernur 4 sekolah, Kepala Dinas 2 sekolah, kita lihat perubahan dan perkembangannya. Untuk itu kalian kasih nama-nama sekolahnya untuk diawasi secara khusus oleh Gubernur, Wakil Gubernur dan Kepala Dinas," kata Gubernur VBL.


Menutup arahannya, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat kembali menegaskan komitmennya untuk mengawasi langsung empat  sekolah yang akan dijadikan sekolah berkualitas dan masuk dalam jajaran 200 sekolah terbaik Indonesia.


 “Berikan saya kebanggaan. Saya tahu kamu pasti  tidak suka dengan cara saya ini tetapi yang penting hasil kerjanya bagus, itu saya suka. Karakter saya beda. Karena dinas ini adalah dinas yang betul-betul strategis, untuk itu harus mampu melahirkan manusia-manusia unggul. Kita harus bisa mengkreasikan karakter-karakter hebat dari guru dan juga kepala sekolah.  Kualitasnya harus dapat ditunjukan dan harus dapat diukur secara nasional karena di luar sana orang tidak pernah anggap Nusa Tenggara Timur.  Soal angka stunting saja kita harus berantem, di saat 42 % turun menuju 17 %, dari pusat tidak yakin, masa sih bisa turun menjadi 17 %.  Itu menunjukan bahwa mereka tidak pernah yakini bahwa NTT itu bisa kerja bagus, sehingga meskipun kita kerja bagus mereka tidak percaya," tegas Gubernur VBL.


"Saya minta Prof. DR. Willi Toisuta,  untuk yang empat sekolah ini di dampingi secara serius. Nanti saya juga turun secara pribadi. Karena itu programnya tolong jelaskan ke saya, supaya saat saya jalan ke bawah saya tidak salah. Untuk itu saya juga minta pak kadis, satu atau dua orang yang bisa memberikan gambaran kepada  saya dalam satu dua minggu ini. Saya tidak ada pilihan, mesti saya ambil alih supaya kita bisa cepat mengejar ketertinggalan kita, walaupun terlambat tapi ya lebih baik mulai dari pada tidak sama sekali," tutup Gubernur VBL.


Tampak hadir mendampingi Gubernur NTT, Staf Khusus Gubernur Bidang Pendidikan, Prof. DR. Willi Toisuta. 


Gubernur diterima langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi, S.Pd. M.Pd; Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ir. Syalomi Marthina, Pa. M. Sc; Para Kepala Sekolah SMA dan SMK se-Kota Kupang; Seluruh Pejabat Struktural dan Fungsional Pengawas Pendidikan dan Arsiparis pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT beserta staf.  Gubernur juga disambut dengan penampilan  Drum Band dari SMA Negeri 6 Kupang dan Tarian dari SMA Katolik Giovani  Kupang.