NEWSDARING-KUPANG-Bertemu dengan sosok Marianus Minggo bagi yang baru, belum kenal tentu menganggapnya tak ada luar biasa. Secara kasat mata tampilannya memang low profile, apa adanya, sederhana dan tak membedakan usia, suku, agama, dan klasifikasi tertentu. Enak kalau sudah bersamanya dengan santai tak repot dengan tetek bengek lainnya. Selalu saja menjalani hidup biasa-biasa saja.
Dibalik tampilannya seperti itu sosok Marianus Minggo banyak menyimpan segudang makna dari pengalaman hidup dirajut. Bicara keberpihakan terhadap rakyat atau orang kecil tentu dia takkan meninggalkan hal ini. Karena ia memang orang yang berlatar belakang aktivis pegiat sosial masyarakat awal karir hidupnya setamat kuliah di STFK Ledalero.
Marianus Minggo pernah belajar pada Yayasan Tananua Timor NTT sejak tahun 90-an. Lalu kemudian dipercayakan7 menjadi Ketua Dewan Pengurus Yayasan Tukelakang NTT tahun 2000 hingga 2008. Di yayasan Tukelakang NTT bersama teman-temannya mendampingi masyarakat daratan Timor dengan program pemberdayaan dan penguatan masyarakat.
Marianus terjun di dunia penguatan demokrasi politik untuk rakyat sejak tahun 2004-2008 , dan terlibat menjadi koordinator Jaringan Pendidikan Pemilu untuk Rakyat (JPPR) di tingkat Provinsi dan juga Kabupaten Kota pada momentum Pemilu maupun Pilkada.
JPPR merupakan sebuah forum payung, yang di bawahnya berlindung berbagai organisasi, baik ormas, OKP dan mitra LSM.
Terbetik sebuah pengalaman menarik dari Marianus Minggo selaku Koordinator JPPR pada Pilkada Kota Kupang 2007 dimana kegiatan pemantauan hendak dilakukan ada 10 Keluruhan menolak kehadiran tim relawannya. Penolakan keras itu mampu diselesaikan dalam koordinasi yang elegan nan bermartabat.
Di Nopember 2008, sosok low profile ini berkarya di dunia politik sebagai penyelenggara Pemilu, tepatnya di KPU Kota Kupang bersama ke-4 temanya yang lain. Pembawaan diri yang biasa bergaul tanpa meninggalkan statusnya sebagai anggota komisioner, Marianus Minggo tetaplah pribadi seadanya. Di semua personil dari sekuriti, staf honorer, ASN sampai sesama komisioner ia tetaplah pribadi mempublik tanpa ciptakan sekat. Itulah sosok Marianus Minggo sebagai anggota komisioner periode lima tahun pertamanya.
Pada periode kedua di tahun Kedua, Marianus Minggo menjadi ketua KPU Kota Kupang. Sebagai ketua pembawaan dirinya tetap sama. Ketika berbagai persoalan muncul diproses Pemilu atau Pilkada, ia tetap tenang menyikapi. Biar tekan-tekan luar biasa ketegaran dan ketenangan selalu terkontrol, bersama teman-teman komisioner lain. Asas demokrasi musyawarah mufakat pun dijunjung tinggi. Ia tidak ego segala sesuatu tentu ada kepedulian dengan sesamanya dipecahkan bersama dalam bingkai jaga martabat demokrasi Kota Kupang.
Bahkan terinformasi ketika ada Pilkada dalam hal untuk menjaga keselamatan sesama anggota komisioner dari tekanan dan perlakuan yang mengancam diri, pihak sekretariat menyiapkan mobil sewaan yang baru, dan hanya beberapa, dirinya selalu mengutamakan anggota dan ia memilih mobil dinas yang tua reot.
Baginya yang penting ada fasilitas untuk memudahkan tugsanya dan anggota harus benar-benar dilindungi. Baginya anggota adalah segalanya dalam kolegialitas mensukseskan hajatan demokrasi.
Ia termasuk pribadi seorang pemimpin yang berani berkorban untuk yang lain. Seperti pada Pilkada Kota Kupang 2012, ketika disaat pleno kecamatan di PPK Maulafa, Ketua dan nianggota KPPS di salah satu TPS melalukan tindakan adminitrasi yang keliru.
Issue kurang sehat mengancam KPPS, Marianus Minggo datang melakukan monitoring untuk ambil sikap. Dalam situasi genting dan rasa cemas, Pengawas Pilkada dihadirkan, saksi partai-partai yang protes pun hadir, tapi dengan kehadirannya ketika Panwaslu mempersoalkan, Marianus Minggo terus terang berani mengatakan, dirinya yang bertanggungjawab.
Sebuah keberanian berkorban dan mengejutkan semua. Kelegahan rasa kecemasan KPPS Naimata terasa pupus saat itu. Sungguh tak diduga pribadi ini.
"Adalah sosok yang luar biasa ini berani berkorban untuk hal yang kecil. Ini politik pak. Pak hebat, pak berani demi orang kecil, istriku seorang pendeta yang ikut dalam perhatikan proses ini kagum dengan pak, dan mengatakan kepada saya ini baru seorang pemimpin yang berani berkorban untuk orang tak berdaya. Kami legah persoalan berteleh-teleh dan membuat rasa takut terselesaikan kala pak datang," ucap ketua Panitia Pemilih Kecamatan Maulafa.
Kehadiran yang menyelamatkan membuat semuanya pun akhirnya terselesaikan, rasa takut KPPS akan tiga bulan kurungan di LP hilang, yang ada hanya terimakasih. Ini kisah seorang kepala sekolah di salah satu SMAN di Kota Kupang. Ini hanya salah satu kisah kecil coba kami angkat untuk sosok calon DPRD NTT dari dapil 1 Kota Kupang.
Figur yang makan garam di dunia Pemilu ini tentu masih banyak menyimpan kisah inspiratifnya sebagail seorang pribadi bersahaja.
Dalam semangat mengenangkan pengalaman karirnya khusus pesta demokrasi lokal, Pilkada, Marianus Minggo satu-satunya yang memiliki buku karya sendiri. Pilkada 2012 dengan judul, "Wajah Demokrasi Era Reformasi, Kisah Pilkada Kota Kupang 2012, terbitan Gre Publish Jogyakarta, tahun 2013, dan Pilkada Kota Kupang tahun 2017, Buku dengan judul, " Demokrasi Menguji Integritas Menjaga Martabat terbitan Depublishir Jogyakarta, tahun 2018 yang bisa diakses pada laman google.
Kini di tahun politik 2024 ia ingin bertarung menjadi wakil rakyat di Provinsi NTT dengan daerah pemilihan 1 Kota Kupang pada partai Gerindra. Nomor urut yang dikantonginya nomor 4. Masyarakat Kota Kupang yang ingin memiliki wakilnya di DPRD NTT mari jangan ragu gunakan hak pilih anda, berikan pada pribadi ini yang teruji dan terukur. Tak usah diragukan. Orang baik tidak rugi untuk diutus. *
Part 1