![]() |
Ratusan mahasiswa Undana turun ke jalan dalam aksi kerja bakti massal "Kupang Bersinar". Pemkot Kupang gaungkan gerakan kolektif jaga lingkungan.(Foto: Tonny Ga) |
Kota Kupang,NTT, 23 Mei 2025 — Semangat gotong royong menggema di Kota Kupang. Pemerintah Kota Kupang tak lagi sekadar mengimbau, tapi bergerak nyata lewat aksi kerja bakti massal bertajuk Kupang Bersinar (Bersih, Indah, dan Asri). Yang mengejutkan: ratusan mahasiswa Universitas Nusa Cendana (Undana) ikut turun tangan, menunjukkan bahwa kampus bukan menara gading—tapi jantung dari perubahan sosial.
Bertempat di halaman Kantor Rektorat Undana, Wakil Wali Kota Kupang, Serena Cosgrova Francis, S.Sos., M.Sc., secara simbolis melepas barisan mahasiswa yang siap menyapu jalan dan mengangkut sampah. Turut hadir mendampingi, Rektor Undana Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc., bersama jajaran wakil rektor, dekan, dosen, serta perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas.
“Adik-adik mahasiswa bukan hanya hadir secara fisik, tetapi membawa pesan moral yang kuat: bahwa generasi muda hari ini tak hanya bicara perubahan, tapi jadi pelakunya,” tegas Wakil Wali Kota dalam sambutannya.
Kegiatan ini digelar serentak di seluruh penjuru kota, melibatkan siswa SD-SMP, masyarakat umum, pelaku usaha, ASN hingga PTT. Terbagi dalam dua sesi—pagi untuk pelajar dan mahasiswa, sore untuk warga dan aparatur pemerintah—kerja bakti ini menjadi bukti bahwa menjaga lingkungan adalah kerja bersama, lintas generasi dan profesi.
Di sela sambutannya, Wakil Wali Kota juga menyoroti terobosan cerdas dari Rektor Undana yang membuka akses lapangan bola kampus dengan ‘tiket’ berupa sampah yang dikumpulkan warga. Sebuah cara sederhana tapi mengena untuk membangun kesadaran: kebersihan adalah tanggung jawab bersama.
“Ini bukan sekadar bersih-bersih. Ini pendidikan karakter. Edukasi sosial yang langsung menyentuh akar masalah,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengimbau agar semua peserta melakukan pemilahan sampah, menghindari pembakaran, serta berkoordinasi dengan satgas di wilayah masing-masing. Laporan akhir dari setiap kelurahan harus masuk pukul 19.00 WITA karena kerja bakti ini juga dinilai sebagai bagian dari lomba kebersihan antarkelurahan. Artinya, kontribusi mahasiswa bisa menentukan hasil wilayah mereka.
Sementara itu, Rektor Undana menyampaikan kebanggaannya atas kolaborasi ini. Baginya, partisipasi mahasiswa adalah bentuk hidup dari Tri Dharma Perguruan Tinggi—khususnya pengabdian masyarakat.
“Mahasiswa belajar bukan hanya di kelas, tapi juga dari interaksi langsung dengan masyarakat. Hari ini, mereka belajar menjadi bagian dari solusi,” ujarnya.
Dan hari ini, ketika sapu diangkat dan sampah dikumpulkan, bukan hanya jalan yang bersih. Kota Kupang juga membersihkan pikirannya—bahwa perubahan dimulai dari aksi, bukan wacana. Mahasiswa Undana pun tunjukkan tajinya: berani turun, berani bersih, dan berani peduli.
✍🏼: Nina Tiara/kl