Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Dapat SK PPPK di Usia 59, Rafael: Saya Disembuhkan Secara Psikologis

Sabtu, 26 Juli 2025 | Juli 26, 2025 WIB Last Updated 2025-07-26T11:02:20Z

 

Setelah puluhan tahun mengabdi tanpa SK dan tanpa gaji yang layak, Rafael Roga akhirnya menerima SK PPPK di usia 59 tahun. Guru Sosiologi dan Antropologi asal Maumere ini menyebut momen itu sebagai penyembuhan batin. "Saya disembuhkan secara psikologis," ujarnya haru setelah resmi dinyatakan sebagai guru PPPK Provinsi Nusa Tenggara Timur.


Kupang,NTT, 26 Juli 2025 —59 tahun usianya. Namun semangat Rafael Roga dalam dunia pendidikan tak pernah renta. Sejak 1994, ia mengabdi di SMA Negeri 1 Maumere, tanpa pernah benar-benar pasti apakah statusnya akan diakui negara.


“Saya sudah kontrak sejak 2018, tapi tidak pernah pegang SK tetap. Bahkan tahun 2025 ini, saya mengajar tanpa SK dan tanpa gaji. Tapi saya tetap mengajar 12 kelas, 36 jam seminggu,” tutur Rafael lirih. Ia mengajar Sosiologi dan Antropologi—dua mata pelajaran yang jarang diminati, tapi vital untuk pendidikan karakter siswa.


Kabar baik datang dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT. Di bawah kepemimpinan Gubernur Melki Lakalena dan Wakil Gubernur Joni Asadoma, Rafael akhirnya menerima SK PPPK. “Perasaan saya sangat bahagia. Batin saya seperti disembuhkan. Ini bukan sekadar SK, tapi pengakuan negara atas pengabdian saya selama ini,” katanya penuh syukur.


Karena tak menerima gaji, Rafael bertahan hidup dengan menulis buku. Total 55 judul telah ia hasilkan. Mulai dari antologi sastra hingga riset sosiologi. Beberapa karyanya antara lain:


  • Sistem Perkawinan Adat Masyarakat Lio Megok
  • Secercah Jiwa yang Menggelora
  • Cahaya Jiwa
  • Ibuku Surgaku
  • Buku kolaborasi sosiologi bersama dokter dari Jawa


“Saya menjual buku-buku itu untuk makan, untuk hidup. Saya tidak pernah berhenti berjuang,” ungkapnya.


Rafael mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak. Mulai dari Kepala Dinas P dan K NTT Ambrosius Kodo, yang dinilainya sangat terbuka, hingga Staf Ahli Gubernur Linus Lusi, yang kerap menyapa para guru di Maumere.


Ia juga memuji kepala sekolahnya yang responsif dan adil terhadap guru. “Beliau tidak pernah menunda pembayaran. Katanya: uang itu untuk istri dan anak, bukan cuma untuk guru,” kenang Rafael.


Meski kini berstatus PPPK, Rafael berharap negara tak melupakan guru-guru sepuh seperti dirinya yang masih kuat dan punya niat mengabdi.


“Saya masih sanggup sampai 65 tahun. Tolong, Pak Gubernur, Kepala BKN, Pak Presiden, beri ruang kepada kami. Jangan diabaikan hanya karena umur,” pintanya.


Di usia senjanya, Rafael tidak meminta istirahat, melainkan kesempatan untuk terus memberi. Baginya, pendidikan bukan hanya profesi, tapi panggilan jiwa.


“Saya merasa hari ini bukan cuma dapat SK, saya sembuh. Secara psikologis, saya sembuh. Saya diakui. Dan itu berarti segalanya,” tutupnya.

 ✒️: kl