![]() |
SMPN 12 Kupang mulai giat mengedukasi siswa soal pemilahan sampah. Namun, masih banyak catatan penting terkait kebersihan, fasilitas, dan penegakan aturan. |
Kota Kupang, NTT, 6 Mei 2025— Kunjungan ke UPTD SMP Negeri 12 Kupang membuka sejumlah catatan penting terkait edukasi dan pengelolaan sampah di lingkungan sekolah tersebut. Di bagian depan sekolah, terlihat tiga bak sampah yang telah disediakan dengan warna berbeda untuk mempermudah pemilahan. Namun, pemanfaatan bak berdasarkan jenis sampah masih belum dipahami secara menyeluruh oleh siswa maupun warga sekolah.
Secara umum, kondisi sekolah tampak bersih, terutama di bagian depan dan tengah. Namun, bagian belakang sekolah masih dipenuhi daun-daun kering yang berguguran akibat musim kemarau, serta tembok-tembok yang tampak belum rapi.
Kepala SMPN 12 Kupang, Elizabeth Pensi, menjelaskan bahwa pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya edukasi tentang pemilahan sampah kepada siswa. Setiap kelas telah dibekali tempat sampah berwarna. Meski begitu, keterbatasan fasilitas dan anggaran menjadi tantangan, terutama dalam penyediaan jumlah bak sampah yang seimbang dengan jumlah gedung yang ada.
“Kalau tempat penampungan akhir, kami masih bakar karena belum ada kerja sama resmi dengan RT atau pengangkut sampah,” jelasnya.
Kamar mandi siswa juga menjadi sorotan. Meski klosetnya dalam kondisi baik, ventilasi dan pencahayaan kurang, serta masih banyak coretan di dinding. Beberapa sudut kamar mandi masih tercium bau tak sedap yang menandakan perlunya perhatian ekstra dalam perawatan.
Untuk memerangi sampah plastik, kepala sekolah menegaskan kebijakan wajib membawa tumbler bagi siswa. “Kelas 7 hampir semua sudah bawa tempat minum dari rumah. Kantin pun sudah kami edukasi agar tidak lagi menggunakan wadah plastik sekali pakai,” tambahnya.
Di tengah luasnya area sekolah dan keterbatasan tenaga kebersihan, penghijauan juga menjadi tantangan tersendiri. Sekolah ini telah menanam pohon mangga dan jambu sejak Desember lalu, namun kondisi tanah yang berbatu karang membuat perawatan ekstra diperlukan.
Papan larangan merokok pun dinilai tidak mencolok dan perlu diperbesar agar mudah terbaca dan menjadi peringatan tegas bagi seluruh warga sekolah.
Meski begitu, upaya dan komitmen pihak sekolah terhadap kebersihan dan edukasi lingkungan patut diapresiasi. Evaluasi berkelanjutan dari pihak-pihak terkait sangat dibutuhkan agar perubahan yang telah dimulai tidak bersifat temporer, tetapi menjadi budaya bersih dan sadar lingkungan yang berkelanjutan.
(kl)