![]() |
SMPN 19 Kota Kupang terapkan program pungut sampah pagi. Namun, penghijauan sekolah terkendala serangan monyet, batu karang, dan keterbatasan air. |
Kota Kupang,NTT, 7 Mei 2025 —Kepala Sekolah SMP Negeri 19 Kota Kupang, Gerson Tamo Ama, S.Pd., menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalankan program edukasi lingkungan bagi siswa secara konsisten. Salah satu kebijakan utama yang diterapkan adalah mewajibkan siswa untuk memungut sampah sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai.
"Kami sudah jalankan program pungut sampah pagi sesuai instruksi Bapak Wali Kota. Sekarang, area sekolah mulai bersih dari sampah plastik," jelas Gerson kepada tim media.
Namun, upaya memperindah lingkungan sekolah ini tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu kendala utama adalah banyaknya populasi kera yang hidup di sekitar sekolah yang terletak di perbatasan Kota dan Kabupaten Kupang itu.
"Kalau kita tanam pagi, siangnya kera datang dan cabut tanaman itu. Tapi sekarang sudah mulai ada tunas-tunas yang tumbuh," ungkap Gerson.
Selain gangguan dari kera, kondisi tanah berbatu karang dan keterbatasan akses air bersih menjadi kendala tambahan. Hal ini turut mempersulit upaya penghijauan dan kebersihan kamar mandi siswa, yang masih bermasalah pada aspek aroma meski pencahayaannya sudah baik.
Gerson juga mencatat bahwa masih ada beberapa sudut sekolah yang perlu perhatian karena masih ditemukan sampah plastik dan coretan di tembok serta meja kursi—masalah klasik yang juga terjadi di banyak sekolah lain.
Di sisi lain, fasilitas kebersihan terus ditingkatkan. Saat ini sudah tersedia empat set bak sampah, namun idealnya masih dibutuhkan dua set tambahan agar bisa mencakup seluruh area sekolah, termasuk tiga ruang kelas di bagian atas.
Dalam menjaga kebersihan, sekolah melibatkan sekitar sepuluh orang dari tim kesiswaan dan wali kelas. Para siswa sendiri aktif terlibat setiap hari, sebagai bagian dari kebijakan 100 hari kerja Wali Kota Kupang.
Gerson berharap ke depan pemerintah dapat membantu membangun mess guru atau mess keamanan, agar ada petugas yang bisa tinggal dan menjaga sekolah. “Karena letaknya yang terpencil dan dekat hutan, keberadaan penjaga akan sangat membantu dalam menjaga tanaman dan lingkungan sekolah,” tutupnya
(kl)