![]() |
Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo tekankan pajak sebagai bukti cinta warga. Pekan Panutan jadi langkah konkret bangun kota dari rakyat untuk rakyat. (📸: Jacky Mure) |
Kota Kupang,NTT — Pajak bukan hanya angka di kuitansi. Bagi Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, membayar pajak adalah bentuk cinta nyata warga pada kotanya. Hal ini disampaikannya dalam pembukaan Pekan Panutan dan Sosialisasi Pajak Daerah Kota Kupang Tahun 2025 yang digelar di halaman Kantor Camat Kota Lama, Selasa (03/06).
“Kalau kita ingin bangun kota ini, tidak cukup hanya mengeluh atau berharap dari pusat. Pajak kita lah yang jadi tumpuan,” tegas Christian Widodo di hadapan para wajib pajak dan pemangku kepentingan. Ia menekankan bahwa pajak adalah bahan bakar utama pembangunan, dari penerangan jalan hingga bantuan sosial.
Dalam acara yang berlangsung semarak tersebut, hadir pula Penjabat Sekda Ignasius Repelita Lega, Kepala Bapenda Pah Bessie Semuel Messakh, Camat Kota Lama Mohammad A.A. Jalil, serta unsur DPRD, Forkopimda, tokoh masyarakat dan para lurah. Kegiatan ini tidak hanya mengingatkan warga akan kewajiban, tetapi juga memberi apresiasi kepada mereka yang taat pajak.
“Inilah saatnya menunjukkan bahwa cinta pada Kota Kupang bukan hanya slogan. Bayar pajak adalah bentuk partisipasi paling nyata,” ungkap Wali Kota. Ia pun mengajak warga untuk tidak takut pada petugas pajak. “Kalau ada pungli, laporkan. Tapi jangan juga alergi pada kewajiban,” imbuhnya.
Pekan Panutan tahun ini digelar secara bergiliran di enam kecamatan hingga 10 Juli 2025. Di bawah koordinasi UPTD Pajak Wilayah Kecamatan Kota Lama yang dipimpin Boby Balukh, kegiatan ini menghadirkan layanan pembayaran non-tunai via QRIS bekerja sama dengan Bank NTT dan Bank Indonesia. Setiap warga yang membayar pajak langsung mendapat beras gratis dan kesempatan mengikuti undian doorprize.
Wali Kota pun menegaskan bahwa sosialisasi ini bukan rutinitas seremonial, melainkan upaya nyata meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). “Dengan PAD kuat, kita bisa tambah dana untuk RT/RW, karang taruna, LPM, hingga dasawisma,” katanya.
Tahun ini, Pemerintah Kota Kupang memang menaikkan sejumlah dana operasional kemasyarakatan: LPM dari Rp6,5 juta jadi Rp7,5 juta, RT dan RW naik Rp1 juta, Karang Taruna jadi Rp4 juta, Kelurahan Siaga Rp3,5 juta, dan Dasawisma meningkat dua kali lipat.
“Ini bukti bahwa uang rakyat kembali ke rakyat. Kita tidak hanya mengelola pajak, kita mengembalikannya dalam bentuk pelayanan,” ujar Christian dengan penuh keyakinan.
Kepala Bapenda, Semuel Messakh, menyebut bahwa potensi PBB-P2 di Kecamatan Kota Lama saja mencapai Rp2,07 miliar. “Ditambah pajak restoran, hotel, reklame, dan lainnya, total bisa tembus Rp350 juta per bulan,” jelasnya. Ia berharap pendekatan layanan interaktif dan insentif menarik dapat mendongkrak kepatuhan warga.
Usai sambutan, Wali Kota menyapa warga sambil meninjau langsung layanan pembayaran dan membagikan beras secara simbolis kepada wajib pajak yang telah membayar menggunakan QRIS. Momen ini dimanfaatkan warga untuk berswafoto bersama orang nomor satu di Kota Kupang itu, memperlihatkan kedekatan pemimpin dan rakyat dalam semangat membangun bersama.
✍🏼: Nitha Manafe/kl