Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Jembatan Bliko Dibangun Setelah Penantian Panjang: Ana Waha Kolin Pastikan Tender Sah, Proyek Diawasi Ketat

Senin, 23 Juni 2025 | Juni 23, 2025 WIB Last Updated 2025-06-23T03:08:27Z

 

Ana Waha Kolin pastikan proyek Jembatan Bliko sah dan diawasi ketat. Dibangun 2025 lewat APBN, tender lewat e-katalog, diawasi konsultan resmi. (📷: news-daring.com) 



Flores Timur, NTT, 23 Juni 2025—Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi NTT, Ana Waha Kolin, melakukan kunjungan kelembagaan ke Desa Bliko pada 17 Juni 2025 untuk meninjau langsung pelaksanaan pembangunan Jembatan Bliko yang sedang berlangsung di wilayah tersebut. Dalam konferensi pers yang ia gelar, Ana memaparkan secara rinci kronologi dan mekanisme pelaksanaan proyek, serta menepis berbagai isu miring yang beredar di masyarakat maupun media.


“Tahu tentang pelaksanaannya lah, tentang tendernya lah dan segala macam. Eh kebetulan sekali saya sendiri yang melakukan kunjungan kerja baru-baru ini ke eh Bliko, ke Jembatan Bliko. Saya sendiri turun eh dan saya pantau langsung di situ,” kata Ana mengawali keterangannya.


Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi NTT, Ana Waha Kolin, melakukan kunjungan kelembagaan ke Desa Bliko pada 17 Juni 2025 untuk meninjau langsung pelaksanaan pembangunan Jembatan Bliko


Ia menambahkan, “Saya melihat situasi dan kondisi yang ada di Bliko seperti apa. Eh ketika saya ada di situ saya berhadapan dengan eh, apa nama, PPK, kontraktor dan juga konsultan pengawas. Jadi ada berita tentang tidak ada konsultan pengawas, itu tidak betul. Ada konsultan pengawas, ada nama PT-nya.”


Ia lalu merujuk catatan pribadinya dan menjelaskan bahwa Jembatan Bliko telah direncanakan sejak lama. “Jembatan Bliko itu direncanakan untuk dibangun itu diusulkan itu sejak 2016, karena jembatan itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat Desa Bliko, Kecamatan Wotan Ulumado, Kabupaten Flores Timur. Mereka sangat membutuhkan jembatan tersebut sehingga diusulkan sejak 2016 dan diharapkan dibangun di 2017.”


Namun, kata Ana, rencana tersebut terhambat karena anggaran tidak kunjung diturunkan. “Sehingga perencanaan yang mulanya sudah desain itu dibuat ulang di 2024, diusulkan untuk tahun anggaran 2025 dan 2025 itu dia turun. Jadi bukan perencanaan mulai 2016. Memang direncanakan seperti itu untuk dieksekusi 2017, tapi karena tidak ada anggaran sehingga mentok dan diusulkan lagi di 2024.”


Ia juga menjelaskan faktor mendesak yang membuat rencana ini kembali diajukan. “Kan kita tahu tuh misalnya kita tinggal di rumah, ada bencana alam atau apa, kan pasti ada longsoran depan rumah. Berarti itu juga situasi itu juga ada di eh, apa nama, sekitar Jembatan Bliko. Makanya dilakukan perencanaan ulang per 2024 dan dieksekusi 2025. Itu yang pertama,” ujar Ana.


Soal tender proyek, Ana menjelaskan alasan tidak ditemukannya proyek ini di LPSE. “Yang ke-2, tender Jembatan Bliko itu, teman-teman, dia tidak ada di Ipse. Dan kalau teman-teman cari di Ipse itu tidak ada. Dia gunakan e-katalog, dan e-katalog versi 5, bukan versi 6. Kalau cari e-katalog versi 6 memang tidak ada. Kan dia ada di e-katalog versi 5, dan itu sudah dipenuhi oleh kontraktor yang menang tender sekarang, PT Kurnia Mulia Mandiri.”


Ana menegaskan, “Kenapa saya harus melakukan jumpa pers ini, karena ini daerah dapil saya. Saya juga tidak mau masyarakat saya susah akibat pembangunan yang salah ya. Tetapi sejauh pemantauan saya, mereka sudah melakukan tahapan-tahapan sesuai mekanisme proses kegiatan. Jalan jembatan — artinya jembatan, khususnya Jembatan Bliko.”


Ia juga mengimbau media agar memberitakan secara berimbang. “Teman-teman pers, saya sangat mengharapkan teman-teman pers harus menulis sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Karena memang saya tidak—saya sekali lagi tidak sedang membela siapa-siapa. Tapi saya bicara di atas kepentingan masyarakat Bliko yang menjadi dapil saya, dan waktu itu saya pernah ketemu mereka juga dan saya titip: kalau pekerjaan minor, harus menggunakan tenaga lokal. Tidak boleh meng-hire dari luar. Mengapa? Karena kita mau memberdayakan orang di desa tersebut. Karena memang untuk skill, keahlian kita harus angkat topi. Ya kalau memang ada, oke akan di-hire. Tapi kalau tidak ada, jelas mereka akan mendatangkan dari luar, karena demi kekuatan—kekuatan yang bangun dalam sebuah jembatan itu sendiri.”


Menanggapi pertanyaan wartawan, Ana menyampaikan bahwa panjang jembatan tersebut sekitar 35 meter, dengan bentangan utama. Nilai anggarannya mencapai Rp18 miliar dan bersumber dari APBN.


“Karena memang APBN kan apa namanya, menjadi—apa namanya, ketukan dari teman-teman Komisi V. Tapi lokusnya kan ada di Nusa Tenggara Timur dan saya juga ada di dapil tersebut. Jadi sebagai mitra dari Dinas PUPR yang berkolaborasi dengan Balai Jalan Jembatan, kami wajib melakukan monitoring untuk melihat sejauh mana pembangunan jembatan tersebut,” terangnya.


Ana menyampaikan bahwa kontrak proyek dimulai sejak 12 April 2025, dan ditargetkan selesai pada 31 Desember 2025. “Kontraknya itu mulai 12 April 2025. Kontraknya belum—belum dikerjakan sekarang, sementara kerja persentase yang ada itu 5 persen. 5 persen sudah ada fisiknya,” ujarnya.


Ana menekankan bahwa perhitungan progres fisik harus sesuai. “5 persen di luar mouse. Saya tekankan betul-betul tidak boleh hitung X, apa namanya, material on site tidak boleh masuk di dalam progres 5 persennya. Jadi 5 persen tuh betul-betul, apa namanya, fisik yang ada di jembatan itu sendiri.”


Lebih lanjut, Ana menjawab isu-isu yang beredar, terutama soal keberadaan konsultan pengawas dan proses tender. “Persoalan yang ada sekarang yang kita tahu ya, yang kita baca, kita tahu, yang pertama katanya tidak dimuat di IPSE. Tapi saya terangkan lagi itu tidak memang tidak dimuat di IPSE. Dia ada di katalog—eh katalog dan bukan eh katalog versi 5, ada di laman IKPP atau apa istilahnya tuh, yang di apa namanya, Kementerian punya.”


Dengan lugas ia menyimpulkan, “Berarti untuk sementara tidak ada persoalan. Tidak ada persoalan. Dan saya tekankan betul ke konsul—dan katanya tidak ada konsultan pengawas—ada. Kita sempat foto bersama dengan konsultan pengawasnya.”


Ana menutup pernyataannya dengan ajakan untuk bersyukur. “Eh dan saya pikir, eh, ini apa namanya, kita harus bersyukur. Harus bersyukur karena ada proyek yang dikerjakan untuk di Desa Bliko.”


Masyarakat setempat pun turut menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas pembangunan jembatan tersebut yang selama ini telah dinanti sejak hampir satu dekade.

✏️: kl