Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Komuni Pertama Bukan Pesta Duniawi, Tapi Perayaan Iman yang Layak Disyukuri dalam Kesederhanaan

Minggu, 22 Juni 2025 | Juni 22, 2025 WIB Last Updated 2025-06-22T12:37:23Z


Oleh: Albert Cakramento 


Maumere,NTT, 22/6/2025 Hari ini , kita menyaksikan ribuan anak di seluruh Keuskupan Maumere dengan sukacita menerima Komuni Suci Pertama. Sebuah tonggak penting dalam hidup iman Katolik — saat di mana seorang anak pertama kali menyambut Kristus dalam rupa roti dan anggur yang telah dikuduskan. Tahun ini, sebanyak 6.468 anak dari 41 paroki mengambil bagian dalam momen suci ini.


Namun sebagai umat beriman, kita perlu bertanya secara jujur: sudahkah kita merayakan Komuni Pertama ini sebagai perayaan iman, atau justru semakin menjauhkannya dari makna sakral karena dibungkus dengan pesta berlebihan dan kemewahan duniawi?


Komuni Suci Pertama bukan sekadar seremoni atau tradisi tahunan. Ia adalah perjumpaan pribadi dengan Kristus dalam Ekaristi. Momen ini seharusnya mengundang kita semua — anak, orangtua, bahkan seluruh komunitas umat — untuk kembali kepada inti iman kita: hidup yang berpusat pada Kristus, bukan pada penampilan luar atau simbol-simbol sosial.


Di tengah budaya konsumtif saat ini, tidak sedikit keluarga yang merasa "harus" mengadakan pesta mewah, mengenakan busana mahal, bahkan bersaing menunjukkan siapa yang lebih "meriah". Padahal, makna terdalam dari Komuni Pertama justru terletak dalam kesederhanaan, kekhusyukan, dan ucapan syukur yang tulus kepada Allah.


Kesederhanaan bukanlah kekurangan, melainkan bentuk spiritualitas yang mengangkat kembali nilai-nilai Injil. Kesederhanaan mengajarkan bahwa iman tidak butuh pembuktian secara materiil, tetapi dihayati dalam hati yang bersih dan terbuka kepada Tuhan.


Sebagai seorang Katolik dan bagian dari masyarakat Keuskupan Maumere, saya menyampaikan Proficiat kepada 6.468 anak penerima Komuni Pertama tahun ini. Saya juga mengajak kita semua — terutama para orangtua dan pelayan pastoral — untuk menjadikan momen ini bukan sebagai akhir, tetapi sebagai awal perjalanan iman anak-anak dalam Gereja.


Mari kita bantu mereka bertumbuh dalam kasih akan Ekaristi, rajin mengikuti misa, tekun berdoa, dan memiliki relasi yang hidup dengan Kristus. Dunia tidak membutuhkan anak-anak yang tampil mewah di hari Komuni, melainkan generasi muda Katolik yang tangguh dalam iman dan setia dalam pelayanan.


Tuhan memberkati langkah awal ini. Jangan berhenti di Komuni Pertama. Teruskan sampai menjadi saksi Kristus sejati di tengah dunia.