![]() |
Lambertus Ara Tukan, Ketua Pengurus Koperasi Swasti Sari |
Kota Kupang,NTT, 24 Juni 2025 – Koperasi Swasti Sari, simbol perjuangan ekonomi rakyat kecil di Nusa Tenggara Timur, kini dililit skandal serius yang mengguncang fondasi kepercayaannya. Di tengah kerugian operasional yang membengkak dan keluhan dari anggota, terungkap bahwa Rapat Anggota Tahunan (RAT) memang tetap dilaksanakan secara rutin—namun keputusan-keputusan yang dihasilkan dari RAT tersebut tidak pernah dijalankan oleh pengurus.
Kondisi ini mempertegas kesan bahwa koperasi telah berubah dari wadah demokrasi ekonomi menjadi alat kekuasaan sepihak. Di jantung persoalan, nama Ketua Pengurus Lambertus Ara Tukan menjadi sorotan. Ia dituduh melecehkan peran anggota dan RAT dengan pernyataannya yang kontroversial:“Anggota dan RAT itu tidak penting.” Lebih jauh, Lambertus mengklaim dirinya sebagai bagian dari kekuatan politik: “Saya timses Melki Joni,” seolah menjadikan afiliasi politik sebagai tameng dari kritik dan akuntabilitas.
Kebijakan koperasi yang tidak transparan juga tercermin dari tindakan GM Imelda Anin yang disebut-sebut tetap menjalankan mutasi besar-besaran, pelesiran dinas, dan rencana pembangunan kantor baru, meskipun koperasi mengalami kerugian hingga belasan miliar rupiah setiap bulan. Situasi ini memperparah ketidakpercayaan anggota yang merasa keputusan mereka dalam RAT hanya dijadikan formalitas.
Salah satu anggota koperasi yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya: “RAT tetap digelar setiap tahun, tapi hasilnya tidak pernah dijalankan. Kami cuma datang, tanda tangan, lalu keputusan dibiarkan mati begitu saja.”
Tak hanya itu, Wakil GM Kasmirus Kopong diduga terlibat dalam pemalsuan tanda tangan demi menyelundupkan agenda nepotisme. Sementara itu, Sekretaris Pengurus Albinus Salem dan Penasihat Dr. John Tuba Helan disebut turut merancang strategi hukum untuk mengamankan posisi elit pengurus, bahkan dengan memelintir tafsir putusan Mahkamah Konstitusi.
“Kami dulu dibantu saldo awal buka rekening oleh almarhum Uskup Emeritus Petrus Turang. Sungguh menyakitkan,” ujar seorang pensiunan guru, menggambarkan kesedihan mendalam atas kondisi koperasi yang dulu dibangun dengan semangat kebersamaan.
Krisis ini kini melampaui batas urusan internal. Skandal di tubuh Swasti Sari dinilai mencederai program nasional “Koperasi Merah Putih” milik Presiden Prabowo Subianto. Desakan agar Pemerintah Pusat segera turun tangan kian menguat—untuk mengaudit keseluruhan manajemen, menegakkan akuntabilitas, dan memulihkan kepercayaan anggota terhadap koperasi.