![]() |
UPG 1945 NTT rayakan Dies Natalis ke-8 dengan tarian mahasiswa dan pesan inspiratif dari Dr. Sam Haning tentang kebersamaan dan semangat pela gandong. (📷: news-daring.com) |
Kota Kupang,NTT, 7 Juni 2025 — Universitas Persatuan Guru 1945 Nusa Tenggara Timur (UPG 1945 NTT) menggelar acara syukuran dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-VIII yang berlangsung meriah di halaman kampus. Kegiatan ini menjadi refleksi perjalanan delapan tahun universitas dalam membangun pendidikan yang berkualitas dan berkarakter.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Badan Pelaksana Harian Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (BPH PB PGRI), Dr. Sam Haning, SH., MH., dan Rektor UPG 1945 NTT, David R. E. Selan, SE., MM. Keduanya memberikan apresiasi atas capaian yang diraih universitas dan mengajak seluruh civitas akademika untuk tetap bersatu dalam membangun masa depan pendidikan.
Syukuran Dies Natalis ini dimeriahkan dengan berbagai tarian kreasi dari mahasiswa lintas program studi, yang tidak hanya memukau tamu undangan, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya Nusantara dan semangat kolaborasi antarprodi.
Dalam sambutannya, Dr. Sam Haning menyampaikan pesan mendalam tentang makna kebersamaan dan perjuangan dalam meraih keberhasilan. Ia mengisahkan tentang dua sahabat yang saling menopang: satu bekerja keras membantu temannya menyelesaikan kuliah hingga menjadi sarjana, sementara dirinya tetap berada di belakang layar, mengukir keberhasilan orang lain dengan pengorbanan sendiri.
“Keberhasilan kita bukan semata-mata karena diri kita, tapi karena ada orang-orang lain. Saya tidak bisa berdiri sendiri kalau tanpa semua ini,” ujar Sam Haning di hadapan ratusan mahasiswa, dosen, dan tamu undangan.
Ia menekankan bahwa kekuatan sebuah lembaga pendidikan tidak terletak pada satu dua orang, tetapi pada semangat kolektif seluruh sivitas akademika — dari pimpinan, dosen, staf hingga petugas kebersihan.
“Lembaga ini kuat, tetapi tidak berdiri sendiri. Lembaga ini tidak akan kuat tanpa seluruh mahasiswa yang ada. Saya bangga, saya bangga kepada mahasiswa UPG,” lanjutnya.
Dengan gaya yang hangat dan humoris, ia juga menyinggung penampilan para mahasiswa penari yang menurutnya luar biasa.
“Saya tanya WR I, saya tanya Rektor, ‘Ah, yang benar saja? Jangan sampai mereka bukan mahasiswa UPG.’ Tapi ternyata luar biasa! Kalau ada kontes mahasiswa, UPG punya yang cantik dan pintar, ganteng dan gagah. Itu semua karena Tuhan, bukan karena kita,” katanya disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Tak lupa, Sam Haning menyampaikan apresiasi khusus kepada staf cleaning service kampus yang setiap hari menjaga kerapian dan kenyamanan lingkungan belajar.
“Karena itu kampus ini menjadi indah. Mereka bekerja bersama mahasiswa agar kita menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban. Tanggung jawab menjaga UPG 45 NTT bukan hanya tanggung jawab pimpinan, tapi juga mahasiswa,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa UPG 1945 NTT harus selalu ada di hati, ke mana pun langkah kaki membawa. Ia juga mengapresiasi para dosen dan pihak internal kampus yang konsisten mempublikasikan aktivitas UPG 1945 NTT di media sosial, sebagai bagian dari promosi dan pertanggungjawaban publik.
Dalam suasana syukur dan kekeluargaan itu, ia menegaskan bahwa seluruh peserta lomba tarian akan mendapatkan hadiah, karena menurutnya, syukuran adalah bagian dari pemberian, dan UPG adalah saluran berkat.
“Sekali layar berkembang, surut kita berbantah sekali. UPG tetap UPG. Merah putih tetap di dada. UPG juga tetap di dada,” tutupnya.
Pesan utama yang menggaung dari acara ini adalah ajakan untuk menjaga persatuan dan kebersamaan, sebagaimana filosofi budaya Ambon:
“Potong di kuku, rasa di daging. Mari kita jadi pela gandong, bukan belah gandong.”
Dengan semangat ini, UPG 1945 NTT terus melangkah menuju masa depan, meneguhkan komitmennya sebagai kampus pendidik yang unggul, berkarakter, dan mengakar di masyarakat.
✏️: kl