![]() |
Mahasiswa UNIPA gelar KKN perdana di Watu Moning, Sikka. Fokus program: atasi kemiskinan ekstrem, stunting, dan pemberdayaan masyarakat lokal. |
Maumere, NTT, 2 Juli 2025– Tujuh mahasiswa Universitas Nusa Nipa Indonesia (UNIPA) Maumere resmi “turun gunung” ke Desa Watu Moning, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka. Mereka bukan sekadar datang untuk belajar, tetapi membawa misi sosial yang besar: mengentaskan kemiskinan ekstrem, menangani stunting, dan menjawab persoalan-persoalan nyata masyarakat desa.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini akan berlangsung selama satu bulan penuh hingga akhir Juli 2025. Kehadiran para mahasiswa ini disambut hangat oleh seluruh elemen masyarakat dan pemerintah desa dalam sebuah seremoni penyambutan yang berlangsung di kantor desa setempat.
Yang membuat momen ini istimewa: ini adalah kali pertama Desa Watu Moning — desa yang baru berdiri tiga tahun lalu — menjadi lokasi KKN. “Selamat datang kepada adik-adik mahasiswa UNIPA. Kehadiran kalian adalah sejarah baru bagi desa ini,” ujar Pj. Kepala Desa Watu Moning, Roby Hanas, dalam sambutannya yang penuh semangat.
Roby menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak UNIPA karena telah memilih desanya sebagai lokasi pengabdian. Ia berharap kehadiran mahasiswa tidak hanya bersifat simbolis, tapi betul-betul memberi dampak dan manfaat bagi warga.
“Silakan membaur, menyatu, dan bekerja bersama masyarakat. Pemerintah desa siap memfasilitasi semua program kerja yang akan dijalankan,” tegas Roby di hadapan warga dan para tokoh masyarakat yang hadir.
Para mahasiswa UNIPA pun tak datang dengan tangan kosong. Dalam presentasi singkat di hari pertama, mereka menyampaikan deretan program kerja prioritas: pendataan warga miskin ekstrem, penyuluhan gizi dan kesehatan anak untuk mencegah stunting, hingga pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan berbasis potensi lokal.
Steven Kristian Nirwan Serdi, mahasiswa Fakultas Hukum yang didapuk sebagai Ketua Koordinator KKN Desa Watu Moning, mewakili rekan-rekannya mengungkapkan komitmen mereka selama sebulan ke depan.
“Kami datang bukan hanya untuk belajar, tapi juga memberi. Kami ingin membangun kolaborasi yang berdampak. Sesuai tema besar KKN kami tahun ini: Kampus Berdampak, dari Nusa Nipa untuk Nian Tana,” tegas Steven.
Acara penyambutan ditutup dengan sesi dokumentasi bersama. Tak hanya pemerintah desa, hadir pula tokoh adat, tokoh agama, tokoh perempuan, pemuda, dan seluruh kepala dusun. Mereka semua berharap: kehadiran para mahasiswa ini bukan hanya mencatat sejarah, tapi juga membawa perubahan nyata.
✒️: Albert Cakramento