Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Melki Laka Lena Pimpin Rapat Pendanaan Iklim GCF untuk 45.000 Petani Kecil di NTT

Jumat, 11 Juli 2025 | Juli 11, 2025 WIB Last Updated 2025-07-11T03:56:15Z

 

Gubernur Melki Laka Lena pimpin rapat bahas hibah Green Climate Fund (GCF) untuk 12 kabupaten di NTT. Proyek ini menyasar 45.000 rumah tangga petani kecil agar lebih tangguh terhadap perubahan iklim.


Kupang, NTT, 10 Juli 2025 — Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, memimpin rapat virtual strategis terkait pendanaan dari Green Climate Fund (GCF) untuk memperkuat ketahanan petani kecil terhadap perubahan iklim di NTT. Rapat tersebut berlangsung di Ruang Rapat Gubernur dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari tingkat pusat hingga kabupaten.


Proyek yang dibahas merupakan inisiatif hibah dari GCF yang akan dijalankan oleh UNDP bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTT dan National Designated Authority (NDA) dari Kementerian Keuangan RI. Proyek ini ditujukan untuk memperkuat ketahanan iklim sekitar 45.000 rumah tangga petani di 12 kabupaten.


Dalam arahannya, Gubernur Melki menyampaikan pentingnya percepatan eksekusi proyek ini.


“Pasca pertemuan ini, kita butuh langkah-langkah teknis yang mendukung agar program ini cepat terealisasi. Kita akan pastikan agar program ini segera diputuskan dan dilaksanakan,” tegasnya.

 

Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, menambahkan bahwa pemerintah daerah berharap proyek ini tidak membebani anggaran daerah.


“Kami berharap seluruh pendanaan berasal dari UNDP dan Kementerian Keuangan, tanpa membebani APBD Provinsi,” ujarnya.

 

Proyek ini rencananya akan berjalan selama 6 tahun, menyasar kabupaten: Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Ende, Manggarai Barat, Kupang, TTS, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, dan Sumba Timur. Setiap wilayah difokuskan pada komoditas unggulan seperti padi, kopi, jagung, kelapa, kakao, dan jambu mete.


Perwakilan UNDP, Siprianus Bate Soro, menjelaskan bahwa proyek ini tak hanya menyentuh teknis pertanian, tetapi juga penguatan kelembagaan dan akses pembiayaan.

 

“Proyek ini akan memperkuat kebijakan di sektor pertanian, dan menyasar langsung sekitar 45.000 rumah tangga petani dengan masa pelaksanaan selama 6 tahun,” jelas Siprianus.


Sementara itu, Budi Gunawan, Programme Research Manager UNDP, memaparkan detil proposal pendanaan GCF berjudul “Membangun Ketahanan Iklim bagi Petani Kecil di NTT”. Ia menyebut proyek ini akan berkontribusi pada tiga tujuan utama:


  1. Terbangunnya kerangka kelembagaan dan lingkungan pendukung untuk pertanian adaptif iklim,
  2. Meningkatkan ketahanan petani melalui inovasi budidaya dan teknologi,
  3. Memperluas akses petani terhadap pembiayaan dan pasar untuk komoditas tahan iklim.


Rapat turut dihadiri Wakil Gubernur, para kepala perangkat daerah, serta secara virtual oleh Sekda Provinsi dan para bupati penerima manfaat proyek.


Dengan sinergi antara pemerintah daerah, pusat, dan lembaga internasional, proyek ini diharapkan menjadi solusi nyata dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang makin mengancam sektor pertanian di NTT.