Maumere, NTT, 11 Juli 2025- Gerakan peduli stunting kini tidak hanya datang dari pemerintah atau lembaga kesehatan. Di Desa Koro Bhera, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nusa Nipa (UNIPA) bersama komunitas GenRe (Generasi Berencana) dan Remaja Masjid membuktikan bahwa pemuda juga bisa menjadi ujung tombak perubahan.
Dipimpin oleh Aprilus Beni Lukas, para mahasiswa meluncurkan dua program strategis: Pembagian Makanan Bergizi setiap Kamis, dan Aksi Bersih Lingkungan setiap Jumat. Kedua kegiatan ini dirancang untuk mengatasi dua faktor utama penyebab stunting: kekurangan gizi dan sanitasi buruk.
Kamis Bergizi menjadi hari khusus bagi balita dan anak-anak desa. Mereka mendapatkan makanan sehat dan seimbang yang dirancang sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak. Sementara itu, Jumat Bersih diisi dengan kerja bakti massal membersihkan selokan, halaman rumah, hingga area publik—karena lingkungan yang sehat adalah pondasi tumbuh kembang anak yang optimal.
Aprilus menegaskan bahwa gerakan ini bukanlah kegiatan seremonial.
“Kami tidak ingin hanya datang dan pulang. Kami ingin meninggalkan dampak. Ini bentuk kepedulian nyata terhadap masa depan generasi Koro Bhera,” ungkapnya.
Tak hanya membagi makanan dan bersih-bersih, mahasiswa KKN UNIPA juga memberi edukasi kepada orang tua soal pentingnya gizi, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), serta perlunya pemantauan tumbuh kembang anak sejak dini.
Respons masyarakat pun luar biasa. Para orang tua terlihat antusias, para remaja terlibat aktif, dan anak-anak menikmati perhatian yang selama ini jarang mereka dapatkan.
Program ini menjadi bukti bahwa solusi atas persoalan besar seperti stunting bisa dimulai dari langkah kecil, kolaboratif, dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
UNIPA berharap gerakan di Koro Bhera ini bisa menjadi contoh bagaimana kampus, komunitas lokal, dan pemuda dapat bersatu untuk membangun desa dari hal paling dasar: kesehatan generasi penerus.
✒️: Albert Cakramento