Kota Kupang,NTT – Instruksi efisiensi dari Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali menguji kekuatan daerah. Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menegaskan pemerintah kota siap menghadapi kebijakan pemangkasan anggaran dengan menyiapkan strategi kreatif untuk menjaga roda ekonomi tetap berputar.
Hal itu disampaikan Christian Widodo saat menjawab pertanyaan awak media usai melantik pejabat eselon II di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Kupang, Jumat (30/8). Menurutnya, sistem efisiensi tahun depan jauh lebih ketat dibanding sebelumnya.
“Betul, kita diminta efisiensi lagi. Bahkan tahun depan, surat dari Bu Menteri sudah ada. Kali ini mekanismenya berbeda, langsung dipotong di pusat sebelum ditransfer ke daerah,” ujarnya.
Wali Kota Kupang menjelaskan, selama ini rasionalisasi anggaran biasanya dilakukan setelah transfer diterima. Namun mulai tahun depan, dana daerah bisa langsung terpangkas dari pusat. Ia bahkan menyebut informasi terbaru yang diterima menunjukkan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk tahun 2026, khususnya sektor PUPR, terancam nol alias kosong.
“Kalau kesehatan juga ikut dipotong, itu berat sekali. Kita di timur ini justru sangat membutuhkan anggaran pusat untuk pelayanan dasar. Saya masih akan coba komunikasikan agar jangan sampai semua dipukul rata,” tegasnya.
Meski menghadapi ancaman pemangkasan anggaran, Christian menolak menyerah. Ia menegaskan bahwa Kupang harus kreatif mencari jalan lain untuk menghidupkan ekonomi masyarakat. Salah satu contoh yang ia angkat adalah pemanfaatan Taman Nostalgia sebagai ruang publik produktif yang mendongkrak ekonomi lokal tanpa menambah beban pajak.
“Sampai hari ini, pajak kita belum ada peningkatan signifikan. Tapi saya tidak berpikir ke arah menaikkan pajak. Justru kita harus kreatif. Kita punya aset, kita punya potensi usaha, itu yang harus kita hidupkan lagi,” jelasnya.
Menurut Christian, tantangan efisiensi bisa menjadi momentum penting bagi pemerintah daerah untuk lebih mandiri. Namun ia juga mengingatkan agar kebijakan pusat tidak menutup mata terhadap kondisi daerah timur yang masih sangat bergantung pada dana transfer.
“Tidak ada jalan lain, kita harus bangkitkan kekuatan kita sendiri. Tapi pusat juga jangan lepas tangan. Kalau anggaran kesehatan dan infrastruktur sampai dipotong habis, yang paling tertekan ya masyarakat,” pungkasnya.
✒️: kl