![]() |
RSUD SK Lerik Kupang baru menangani 22 pasien dengan dana gawat darurat sebesar Rp3 miliar. Direktur RS drg. Dian Sukmawati menjelaskan tantangan dan rencana ke depan. |
Kota Kupang,NTT —Dana gawat darurat senilai Rp3 miliar yang dialokasikan untuk membantu pasien di RSUD SK Lerik ternyata baru dimanfaatkan oleh 22 pasien. Hal ini diungkap langsung oleh Direktur RSUD SK Lerik, drg. Dian Sukmawati Arkian usai menghadiri acara peringatan HUT ke-15 rumah sakit tersebut, Jumat (1/8).
“Dana yang kita siapkan cukup besar, tetapi hingga saat ini baru sekitar 22 pasien yang bisa memanfaatkannya. Penggunaannya memang ketat karena harus memenuhi kriteria medis gawat darurat,” jelas drg. Dian.
Kriteria yang dimaksud antara lain pasien yang mengalami gangguan sirkulasi, gangguan di saluran pernapasan, gangguan hemodinamis, atau kondisi kritis lain yang memerlukan tindakan medis sesegera mungkin. Bantuan ini hanya diperuntukkan bagi pasien yang benar-benar tidak memiliki akses administratif seperti JKN atau KTP saat dalam kondisi darurat.
Meski mayoritas penerima manfaat berasal dari Kota Kupang, drg. Dian juga menyebut bahwa ada pasien dari Kabupaten Kupang dan wilayah sekitar yang dilayani. Hal ini bisa terjadi berkat adanya komunikasi dan koordinasi intensif antara RSUD SK Lerik dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang.
“Kalau pasien dari luar Kota Kupang seperti Rote atau Flores, belum ada kerja sama formal. Tapi ke depan kami sedang rintis komunikasi dengan beberapa kabupaten tetangga agar koordinasi lebih mudah, terutama bagi pasien yang sering dirujuk ke sini,” tambahnya.
Dari total dana Rp3 miliar, yang sudah terserap baru sekitar tiga puluh juta rupiah. Hal ini menandakan masih rendahnya pemanfaatan program, meskipun kebutuhannya ada.
“Memang butuh waktu dan sistem yang kuat. Kita akan perbaiki koordinasi dan sosialisasi agar dana ini bisa benar-benar menyasar mereka yang membutuhkan,” pungkas drg. Dian.
✒️: kl