Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Pati e’a Suku Dewa di Talibura: Ritual Sakral Penghubung Manusia dengan Arwah Leluhur

Kamis, 11 September 2025 | September 11, 2025 WIB Last Updated 2025-09-11T11:29:22Z

 

Upacara adat Pati e’a Suku Dewa di Talibura, Sikka-NTT, menjadi jembatan sakral antara manusia dan arwah leluhur. Simbol, kurban, dan doa adat menghadirkan restu serta berkah dalam kehidupan masyarakat.


Maumere,NTT, 11 September 2025 – Upacara adat Pati e’a Suku Dewa kembali digelar di Wairlaba, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT. Ritus sakral yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 17.00 Wita ini menjadi momen penting untuk mempersembahkan kuku, rambut, serta simbol arwah leluhur ke dalam sope—wadah anyaman dari daun lontar—yang kemudian ditaktakan menuju rumah suku di Natabola.


Gunawan Dewa Tana Puan, tetua adat Suku Dewa, menjelaskan makna mendalam dari tradisi ini. “Jika ritus ini tidak dilakukan, maka pekerjaan apapun belum akan mendapat berkah. Melalui persembahan inilah arwah leluhur memberi restu dan menyertai kehidupan kami,” ungkapnya dengan penuh wibawa.


Dalam prosesi tersebut, setiap keluarga hadir dengan membawa hewan kurban sebagai tanda bakti kepada leluhur. Tahun ini, tercatat sekitar 30 ekor hewan dipersembahkan. Darahnya dioleskan pada sope sebagai simbol kehidupan sekaligus pengikat spiritual dengan roh leluhur.


Sepanjang hari, ritual berjalan khidmat dengan doa-doa adat, kebersamaan keluarga besar, serta semangat menjaga warisan leluhur. Usai persembahan, daging kurban dibagikan kepada keluarga serta tamu undangan, lalu semua hadirin duduk bersama dalam jamuan adat. Tradisi ini menjadi lambang persaudaraan sekaligus ikatan yang tidak terputus antar generasi.


Lebih dari sekadar ritual, Pati e’a di Talibura adalah warisan budaya yang menjaga harmoni antara manusia dan dunia arwah. Tradisi ini meneguhkan keyakinan bahwa roh para pendahulu tetap hadir, melindungi, serta memberkati setiap langkah hidup generasi penerus Suku Dewa.


Dengan terus dijaga dan diwariskan, Pati e’a bukan hanya sekadar ritual adat, melainkan fondasi spiritual masyarakat Suku Dewa dalam menjaga keseimbangan hidup.
✒️; Albert Cakramento