Maumere,NTT, 4 September 2025 – Ribuan masyarakat Kabupaten Sikka berkumpul di Gelora Samador dalam sebuah aksi refleksi bertajuk “Seribu Cahaya dari Timur: Seruan Keadilan, Perdamaian, dan Kemanusiaan.” Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi warga Sikka untuk menyuarakan keprihatinan atas berbagai tragedi kemanusiaan dan ketidakadilan yang masih terjadi di tingkat lokal, nasional, hingga global.
Dalam aksi ini, ribuan lilin dinyalakan sebagai simbol cahaya harapan, menegaskan tekad masyarakat agar keadilan dan perdamaian tetap terjaga. Suasana penuh khidmat tercipta melalui doa lintas agama, orasi moral, pembacaan puisi, hingga penampilan musik bernuansa solidaritas.
Ketua Koordinator Aksi, Heni Hungan, menegaskan bahwa gerakan “Seribu Cahaya dari Timur” merupakan seruan nurani masyarakat Sikka untuk tidak diam menghadapi ketidakadilan.
“Seribu cahaya ini adalah simbol bahwa kita tidak akan pernah berhenti berharap dan berjuang. Keadilan dan perdamaian harus menjadi milik semua orang. Kita hadir di sini untuk mengingatkan bahwa kemanusiaan lebih tinggi dari segala kepentingan,” ujar Heni.
Aksi solidaritas ini menghadirkan tokoh masyarakat, pemuka agama, mahasiswa, aktivis, hingga warga biasa yang duduk bersama tanpa sekat. Mereka menyatukan suara, meneguhkan pesan bahwa Sikka siap menjadi bagian dari perjuangan universal demi kemanusiaan.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama, menyatukan harapan agar Sikka, NTT, Indonesia, bahkan dunia dapat menjadi ruang yang lebih adil, damai, dan manusiawi.
✒️: Albert Cakrameto