![]() |
Skandal MBG di SMAK Yohanes 23 Sikka, siswa terima nasi dan tahu berulat. Video viral lalu dihapus, pengelola bungkam, Dandim belum beri respons. |
Maumere, NTT — Skandal Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Sikka. Kamis (25/9/2025), siswa SMAK Yohanes 23 Maumere menerima jatah makan siang berupa nasi dan tahu berulat.
Kejadian itu sempat viral setelah sebuah video beredar luas di Facebook dan WhatsApp. Namun, tak lama kemudian, video tersebut dihapus setelah Kepala Dapur MBG mendatangi pihak sekolah dan meminta agar konten itu diturunkan.
Saat dikonfirmasi, pemilik dapur gizi berdalih sakit dan mengarahkan wartawan menemui Kepala Dapur, Maria Margareta Biba. Dalam wawancara, Maria hampir menangis. Ia mengaku kecewa karena media hanya menyoroti makanan yang berulat, sementara makanan yang layak konsumsi tidak pernah dipublikasikan.
Namun, bukannya memberikan jawaban detail, Maria justru mengarahkan media menemui Kepala Sekolah SMAK Yohanes 23 dan bahkan menyebut nama Dandim. Padahal, peran Dandim hanya sebatas pengawas eksternal, sementara sekolah hanyalah penerima makanan. Hal ini menimbulkan pertanyaan publik: mengapa nama Dandim ikut terseret dalam urusan teknis dapur MBG?
Ironisnya, pihak sekolah menolak memberikan klarifikasi. Sikap bungkam ini membuat kecurigaan publik semakin besar mengenai tanggung jawab sekolah dalam kasus ini.
Sumber lain yang dihimpun menyebutkan bahwa kasus makanan tidak layak dalam program MBG bukanlah yang pertama. Kejadian serupa sudah beberapa kali muncul, tetapi kerap dibiarkan tanpa evaluasi dan sanksi yang jelas.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka saat dikonfirmasi menyatakan pihaknya masih melakukan koordinasi untuk menelusuri kasus ini lebih lanjut.
Hingga berita ini ditayangkan, upaya media untuk menghubungi Dandim Sikka melalui pesan WhatsApp guna meminta klarifikasi belum mendapat respons.
Kasus nasi dan tahu berulat di SMAK Yohanes 23 menegaskan lemahnya pengawasan dalam program MBG yang dibiayai APBN. Program yang semestinya memberikan gizi sehat bagi anak sekolah justru kembali menuai kekecewaan dan mencoreng kepercayaan masyarakat.
✒️: Albert Cakramento