![]() |
| Education International dan PGRI dorong investasi global untuk guru. Dunia kekurangan 44 juta tenaga pendidik, kampanye global dimulai dari Kupang, NTT. |
Kupang, NTT — Isu kekurangan guru kini menjadi krisis global yang semakin nyata. Hal itu disampaikan dalam kegiatan Seminar Publik PGRI bertema besar “Pemenuhan Akses terhadap Pendidikan Bermutu untuk Semua” yang berlangsung di Hotel Sasando Internasional, Kupang, Kamis (9/10/2025).
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari GO Public Fund Education Campaign, kampanye internasional yang mendorong negara-negara untuk memperkuat investasi di sektor pendidikan dan tenaga pengajar.
Melalui sambutan virtualnya via Zoom Meeting, E.I Campaign Manager Education International, Angelo Bravie Latos, menegaskan bahwa kampanye pendidikan publik ini merupakan gerakan global selama 10 tahun ke depan yang diikuti oleh lebih dari 33 juta guru dan staf pendidikan dari 178 negara.
“Ini bukan hanya permintaan, tetapi tuntutan mendesak agar pemerintah berinvestasi pada guru dan pendidikan publik. Dunia menghadapi krisis kekurangan guru yang lebih besar dari krisis lain yang pernah kita alami,” tegas Angelo Bravie Latos.
Menurut laporan UNESCO yang disampaikan dalam forum tersebut, dunia membutuhkan lebih dari 44 juta guru untuk mencapai target pendidikan dasar dan menengah yang layak bagi semua anak di seluruh dunia. Bahkan, hanya di sektor pendidikan nasional saja, kekurangan guru telah mencapai sekitar 4,5 juta tenaga pendidik.
Krisis ini, lanjut Angelo, disebabkan oleh minimnya investasi terhadap profesi guru yang berimbas pada rendahnya gaji, beban kerja berat, serta kurangnya penghargaan terhadap tenaga pendidik. Akibatnya, semakin banyak guru memilih untuk berhenti dari profesinya, dan jumlah siswa yang berminat menjadi guru pun terus menurun.
“Kita menyaksikan penurunan drastis jumlah calon guru di berbagai negara. Kekurangan guru menyebabkan murid kehilangan stabilitas belajar, dan masa depan mereka menjadi terganggu,” ujarnya menambahkan.
Angelo juga menekankan pentingnya meningkatkan gaji, mengurangi beban kerja, serta menjamin status kerja yang aman dan permanen bagi para guru agar profesi ini kembali diminati.
“Kami di Education International bertekad memastikan setiap anak di mana pun mereka tinggal dapat diajar oleh guru berkualifikasi setiap hari. Investasi pada guru adalah investasi pada masa depan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Angelo Bravie Latos menyampaikan komitmen Education International untuk terus mendukung perjuangan PGRI dalam membangun sistem pendidikan publik yang kuat, berkelanjutan, dan memiliki sumber daya memadai.
“Hiduplah guru, hiduplah solidaritas, dan hiduplah pendidikan publik yang berpihak pada masa depan manusia,” tutupnya penuh semangat.
Kegiatan ini menegaskan bahwa isu pendidikan bukan sekadar urusan nasional, tetapi juga tanggung jawab global. Dengan kolaborasi antara PGRI dan Education International, diharapkan lahir langkah konkret untuk memastikan setiap anak Indonesia dan dunia mendapatkan pendidikan bermutu, adil, dan berkesetaraan.
✒️: kl
