![]() |
| Kisah Ndus, pemulung di Kelapa Lima yang ubah sampah jadi sumber penghasilan. Bukti nyata visi Wali Kota Kupang menuju kota bersih dan berdaya. |
Adv
Kota Kupang,NTT, 31 Oktober 2025— Di tengah hiruk pikuk kehidupan Kota Kupang, hadir sosok sederhana namun penuh inspirasi bernama Ndus, seorang pemulung di Kelurahan Kelapa Lima. Setiap hari, ia berkeliling memungut botol plastik, kardus, dan logam bekas yang dibuang warga. Bagi Ndus, sampah bukan sekadar kotoran, melainkan sumber penghidupan dan bagian penting dari upaya menjaga kebersihan kota.
“Setiap pagi saya mulai dari jam lima. Banyak orang tidak sadar kalau barang yang mereka buang itu masih bisa bernilai,” tutur Ndus sambil memilah hasil temuannya. Ia mengaku, hasil dari memulung cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun lebih dari itu, ia merasa bangga karena bisa berkontribusi menjaga lingkungan. “Saya tidak malu jadi pemulung. Saya bangga karena bantu kota tetap bersih,” ujarnya dengan senyum penuh semangat.
Kisah Ndus menjadi gambaran nyata semangat Kupang Bersih, Kupang Sehat — gerakan kolaboratif yang kini berkembang di berbagai kelurahan. Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) terus mendukung para pejuang kebersihan seperti Ndus lewat program bank sampah, edukasi pemilahan limbah, dan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga. Pendekatan ini menumbuhkan kesadaran bahwa pengelolaan lingkungan harus menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas pemerintah.
Gerakan ini juga merupakan bagian dari visi dan misi Wali Kota Kupang, yang menempatkan pembangunan lingkungan berkelanjutan sebagai prioritas utama. Dalam arah kebijakan “Kupang Berseri” (Bersih, Sehat, dan Indah), Pemkot Kupang berkomitmen menjadikan masyarakat sebagai motor penggerak perubahan. Dengan dukungan dari warga, termasuk para pemulung dan pengumpul limbah, program kebersihan kota kini semakin efektif dan berdaya guna.
Hasilnya mulai terlihat. Di Kelapa Lima, tumpukan sampah liar berkurang drastis, saluran air lebih lancar, dan warga semakin disiplin dalam memilah sampah dari rumah. Ndus pun mulai menerima bantuan pengangkutan dari warga yang kini lebih peduli terhadap lingkungannya. “Dulu orang buang sembarangan, sekarang malah kasih langsung ke saya. Mereka tahu, kalau dikelola, sampah bisa jadi uang,” kata Ndus sambil tertawa ringan.
Kisah Ndus membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil dan tulus. Sampah Jadi Berkah bukan hanya slogan, tapi wujud nyata kolaborasi antara warga dan pemerintah. Dari Kelapa Lima, semangat ini terus menyebar—menjadikan Kupang bukan sekadar kota yang bersih dan sehat, tetapi juga kota yang menghidupi warganya melalui inovasi dan kepedulian terhadap lingkungan.
✒️: kl
