![]() |
UMKM Pan’Bers hadir bangun masa depan gizi NTT lewat pelatihan olahan ikan tuna bagi ibu-ibu 4 kabupaten, wujud nyata inovasi dan pemberdayaan ekonomi lokal. |
Kupang, NTT —Membangun masa depan gizi dan ekonomi masyarakat Nusa Tenggara Timur kini menjadi fokus nyata UMKM Pan’Bers. Melalui tangan dingin Yohanis Pandie, S.Pi, pelaku usaha muda yang dikenal dengan inovasi produk berbasis ikan, UMKM Pan’Bers dipercaya oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTT, dalam hal ini Bidang Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil Perikanan (P3KP), untuk menjadi narasumber dan pelatih utama dalam pelatihan olahan ikan tuna bagi ibu-ibu dari empat kabupaten: Belu, Malaka, Timor Tengah Utara (TTU), dan Timor Tengah Selatan (TTS).
Pelatihan ini mengusung semangat “Inovasi Ikan untuk Gizi dan Ekonomi Keluarga” sebagai langkah nyata menghidupkan kembali program nasional Alih Teknologi dan Informasi (ATI) di bidang perikanan. Materi dan praktik difokuskan pada diversifikasi produk olahan ikan tuna seperti nugget, bakso, stik, dan abon tuna—semua disusun sesuai permintaan DKP NTT untuk memperkuat pemberdayaan perempuan pesisir.
“Ikan tuna bukan hanya lezat, tapi juga kaya protein, vitamin, mineral, dan Omega 3 yang penting bagi perkembangan otak anak usia 0–2 tahun. Melalui pelatihan ini, kita ingin ibu-ibu NTT memahami nilai gizi ikan sekaligus mampu mengolahnya jadi produk bernilai ekonomi tinggi,” ungkap Yohanis Pandie di sela pelatihan.
Sebagai provinsi kepulauan dengan dua pertiga wilayahnya adalah laut, NTT memiliki potensi luar biasa di sektor kelautan. Data DKP NTT mencatat, rumput laut menempati peringkat kedua nasional, sementara hasil ikan berada di peringkat ketiga. Potensi ini menjadi alasan kuat mengapa pengolahan dan pemasaran hasil laut perlu terus didorong melalui pelatihan berbasis masyarakat.
Menariknya, pelatihan ini juga melibatkan mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri (Politani) serta siswa SMK Negeri Kolbano, Oehani, dan Boking yang sedang menjalani magang di UMKM Pan’Bers. Mereka ikut menyaksikan sekaligus mempraktikkan langsung proses produksi olahan ikan dan rumput laut sebagai bagian dari pembelajaran kewirausahaan kelautan.
“Harapan kami, pelatihan ini jadi langkah awal perubahan. Ibu-ibu yang hadir bisa mempraktikkan ilmunya di rumah, menjadikan ikan sebagai menu harian keluarga, bahkan menghadirkannya di acara adat, arisan, dan pesta,” tambah Yohanis.
Selain fokus pada peningkatan gizi, kegiatan ini juga mendorong hilirisasi produk perikanan lokal agar berdaya saing tinggi dan berkontribusi terhadap stabilitas harga ikan di pasar. Dengan meningkatnya permintaan produk olahan, nelayan tangkap, pembudidaya air laut, dan air tawar akan turut merasakan dampak ekonomi positif.
✒️: kl