Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Wakil Wali Kota Kupang, Deputi, dan Menko Satu Panggung Perkuat Ekonomi Rakyat NTT

Kamis, 02 Oktober 2025 | Oktober 02, 2025 WIB Last Updated 2025-10-01T16:46:11Z

 

Wakil Wali Kota Kupang, Deputi Kemenko PM, dan Menko bersatu perkuat UMKM, ekonomi kreatif, dan pekerja rentan di NTT melalui dialog interaktif.


Kota Kupang,NTT  – Wakil Wali Kota Kupang, Serena Francis, bersama Deputi Kemenko PM Leontinus Alpha Edison, dan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat hadir dalam kegiatan Temu Koordinasi Penguatan Kewirausahaan di Gedung GMIT Center Kupang, Rabu (1/10/2025). Acara ini menjadi momentum penting bagi penguatan UMKM, ekonomi kreatif, serta perlindungan pekerja rentan di Provinsi NTT.


Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Kupang Serena Francis menekankan pentingnya kebersamaan dalam membangun daerah. Menurutnya, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, melainkan harus berkolaborasi dengan seluruh lapisan masyarakat.


“Pemerintah hadir bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan membuka jalan bagi masyarakat agar lebih sejahtera. Kolaborasi adalah kunci untuk menghadapi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang di era digital saat ini,” ungkap Serena.

 

Pemerintah Kota Kupang saat ini fokus mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat melalui penguatan UMKM, fasilitasi akses permodalan, serta penyediaan program pelatihan dan pendampingan usaha. Salah satu contohnya adalah meningkatnya omzet UMKM di kawasan Taman Nostalgia, yang kini bisa mencapai miliaran rupiah setiap minggunya.
“Ini bukti bahwa masyarakat Kota Kupang punya potensi besar. Tugas pemerintah adalah memfasilitasi dan mendukung agar ekosistem usaha semakin berkembang,” jelasnya.


Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran Kemenko PM, Leontinus Alpha Edison, menegaskan bahwa penanggulangan kemiskinan tidak cukup dengan bantuan sosial. Menurutnya, masyarakat membutuhkan keterlibatan langsung dalam aktivitas ekonomi produktif agar bisa meningkatkan pendapatan dan memperkuat kemandirian.


“Kita tidak bisa hanya bergantung pada bansos. Yang dibutuhkan adalah akses masyarakat terhadap produksi, distribusi, hingga pemasaran. Inilah yang sedang kita dorong bersama,” ujar Leontinus.

 

Leontinus yang juga dikenal sebagai salah satu pendiri Tokopedia, membawa pengalaman praktis di bidang digital dan kewirausahaan. Ia menekankan pentingnya literasi digital serta pemanfaatan platform daring sebagai kunci bagi UMKM untuk bertahan dan berkembang di era persaingan global. Selain itu, ia menyoroti akses permodalan yang harus berpihak pada pelaku usaha kecil.


“Yang dinilai bukan hanya aset, tapi juga manajemen, kepemimpinan, dan prospek bisnis. Pemerintah akan hadir dengan pendampingan agar UMKM lebih siap menghadapi tantangan,” tambahnya.


Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat menegaskan pentingnya pemerintah hadir langsung di daerah untuk mendengar aspirasi masyarakat. Dialog interaktif yang digelar memberi ruang bagi pelaku UMKM, mahasiswa, koperasi, dan komunitas kreatif untuk menyampaikan tantangan yang mereka hadapi.“Kami ingin mendengar langsung dari masyarakat agar kebijakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan lapangan,” ungkap Menko.


Kegiatan ini juga menghadirkan Direktur BPJS Ketenagakerjaan yang menyerahkan bantuan simbolis kepada masyarakat, sebagai bentuk perlindungan bagi pekerja rentan di NTT. Pemerintah pusat mengapresiasi komitmen Pemprov NTT yang tetap memberi perhatian kepada pekerja meski dengan keterbatasan anggaran daerah.


Selain itu, talenta lokal dari sektor musik, fashion, seni, dan konten kreatif ikut dilibatkan untuk menunjukkan potensi besar NTT di sektor ekonomi kreatif. Media sosial seperti Instagram dan TikTok dipandang sebagai ruang promosi penting bagi generasi muda NTT agar karya mereka dikenal lebih luas.


Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Kewirausahaan, Trukan Sri Bahukeling, menegaskan bahwa pemerintah akan menindaklanjuti kegiatan ini dengan program pelatihan dan pendampingan berkelanjutan.
“Kami ingin ekosistem ekonomi kreatif di NTT semakin kuat dan memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” jelasnya.


Peresmian GMIT Center oleh Menko juga menjadi simbol inklusivitas. Gedung tersebut tidak hanya difungsikan sebagai pusat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat dan kegiatan ekonomi kreatif.


Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat, acara ini diharapkan menjadi titik awal penguatan ekosistem ekonomi kreatif, UMKM, dan perlindungan pekerja rentan di Nusa Tenggara Timur.

Advetorial

✒️: kl