![]() |
Bendahara BPH Inggrid Pasumain, SE. Dr. Sam Haning, SH., MH, didampingi Sekretaris BPH Dr. Zummy Dami. |
Kota Kupang,NTT, 9 Juni 2025 — Proses pemilihan Rektor Universitas PGRI (UPG) 1945 Nusa Tenggara Timur memasuki tahap penting. Tiga nama calon telah muncul sebagai figur utama, yakni David R. E. Selan, SE., MM, Wakil Rektor I Uly Riwu Kaho, SP., M.Si, dan Wakil Rektor III Ir. Darmanto Kisse, MP.
Dalam keterangannya kepada media di Kantor BPH PGRI, Ketua Badan Pengelola Harian (BPH) PGRI UPG 1945 NTT, Dr. Sam Haning, SH., MH, didampingi Sekretaris BPH Dr. Zummy Dami, S.Th., M.Pd dan Bendahara BPH Inggrid Pasumain, SE, menegaskan bahwa proses pemilihan ini berjalan tanpa intervensi dan mengedepankan prinsip netralitas serta demokrasi kampus.
“Tiga orang ini kan orang terbaik saya. Yang saya besar hati-hatinya seperti anak kandung saya sendiri untuk menarik mereka di dalam sama-sama membesarkan UPG 45 NTT,” ujar Sam Haning.
Sam juga membeberkan bahwa sebenarnya ada satu figur lainnya yang potensial namun memutuskan untuk tidak maju sebagai calon.
“Satu tidak daftar. Yang tidak daftar itu sekretaris BPH PGRI pada PG 45 karena bilang kalau saya maju nanti terkesan ada intervensi dari BPH. Itu yang tidak mau, netral ya kan. Karena ini dia juga adalah satu doktor. Cuma kami ya punya potensi juga. Tapi saya pendekatan, ya udah nggak usah maju lah, penetral gitu kan,” ungkapnya.
Ia menegaskan, proses penjaringan dan penyaringan sudah dilakukan terbuka hingga penutupan pendaftaran pada tanggal 7 Juni 2025.
“Tiga orang ini, orang terbaik saya juga. Yang saya besar hati-hatinya seperti anak kandung saya sendiri untuk menarik mereka di dalam sama-sama membesarkan UPG 45 NTT,” katanya mengulang dengan nada bangga.
“Tadi dalam apel pagi saya katakan, tidak ada yang intervensi siapa-siapa soal suara. Saya serahkan pada Senat. Lalu suara-suara itu kami usul ke Pengurus Besar PGRI melalui rapat Senat, lalu rapat BPH,” tambahnya.
Proses selanjutnya, jelas Sam, adalah rapat senat terlebih dahulu, baru kemudian BPH akan melakukan rapat bersama Pengurus Besar PGRI di Jakarta untuk memutuskan siapa yang akan ditetapkan menjadi rektor.
“Siapa yang terbaik, itu sudah. Saya bilang tidak ada intervensi. Yang terbaik itu karena sama-sama punya perjuangan, sama-sama punya motivasi, punya dedikasi, punya integritas untuk membangun UPG 45 NTT. Amin,” tegasnya.
“Mereka berjalan bersama-sama. Siapapun dia, itu mereka sepakat. Itu yang perlu saya sampaikan,” katanya.
“Dan mudah-mudahan, karena jabatan ini Tuhan punya. Saya bilang, kalian harus hanya berdoa. Karena jabatan Tuhan punya. Kalau Tuhan sudah menentukan siapa, itu sudah,” lanjutnya.
Sam juga menitipkan pesan penting agar para calon tidak saling menjatuhkan dan tetap menjaga etika serta persaudaraan di tengah kompetisi.
“Boleh berbeda-beda, tapi harus satu. Saya bilang, kalian semua adalah satu kantong. Saya bilang, orang mau bilang bela gandum boleh, tapi jangan bela gandum. Saya tidak suka itu—saling memfitnah, saling black campaign di belakang orang. Saya tidak mau. Itu bukan tugas saya,” tegasnya.
“Segala kepahitan saya yang pernah menerima itu, tapi kalian tidak boleh membuat hal-hal yang mencederai sesama saudara. Kalian bertiga bersaudara. Saya minta tolong jalan bersama-sama selama ini sama-sama membangun lembaga UPG 45 NTT dengan baik,” lanjutnya.
Sam juga mengungkap bahwa ketiga figur ini telah dibesarkan dari awal bersama UPG 45 NTT.
“Saya bilang tadi, kalian semua ini yang saya ambil dari sampah. Saya juga lahir dari sampah. Saya panggil kalian semua untuk kita bersama-sama membangun lembaga ini ternyata,” tuturnya dengan nada emosional.
“Saya sudah kasih kalian jabatan. Saya sudah kasih kalian studi doktor. Sekarang masih menjelang pendidikan doktor. Itu tugas saya sebagai hak kesulungan saya. Saya sudah memberikan yang terbaik untuk semua. Itu yang perlu saya sampaikan,” ujar Sam.
Ia menutup pernyataan dengan harapan besar agar UPG 45 NTT terus melangkah menjadi institusi pendidikan tinggi yang bermutu.
“Yang pertama adalah kita rangkul semua. Rangkul baik itu dosen, tenaga pendidikan, dan juga kita merangkul semua kebakaran-kebakaran dosen yang punya keilmuan teknologi untuk menghadapi tantangan global di bidang pendidikan,” katanya.
“Seorang pemimpin harus banyak berpikir dan melaksanakan segala sesuatu dengan hati. Dan dalam melaksanakan tugas bersama-sama. Kita bukan single fighter. Bersama-sama. Itu yang saya selalu berikan, motivasi terhadap mereka. Marilah kita berjalan bersama-sama untuk menciptakan UPG 45 NTT menuju pendidikan yang berkualitas. Output-nya selalu bernilai, berlaku, dan guna kepentingan masyarakat mencari pendidikan yang berkualitas,” pungkasnya.
✏️: kl