Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Program Makan Bergizi Gratis Dinilai Gagal di NTT, Ana Waha Kolin: "Kita Belum Siap!"

Kamis, 31 Juli 2025 | Juli 31, 2025 WIB Last Updated 2025-07-31T08:37:32Z

 

Sekretaris Komisi IV DPRD NTT, Ana Waha Kolin, menyebut program makan bergizi gratis dari Presiden Prabowo Subianto belum siap dijalankan di NTT. Ia menilai implementasinya justru membahayakan masa depan anak-anak.


Kupang,NTT, 31 Juli 2025 — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto, kini menuai sorotan tajam di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sekretaris Komisi IV DPRD NTT, Ana Waha Kolin, menyebut program yang sejatinya bertujuan mulia ini justru belum siap dijalankan di daerahnya.


“Programnya sangat bagus, karena memberi makan bergizi bagi anak-anak. Tapi dalam tataran implementasi, ini yang disayangkan. Kita belum siap,” tegas Ana saat diwawancarai di.Kantor DPRD Provinsi NTT.


Ana menyoroti langsung kasus dugaan keracunan yang menimpa sejumlah siswa SMPN 8 Kota Kupang akibat makanan MBG. Ia dengan tegas menyarankan agar penyaluran sementara dihentikan dan dievaluasi secara menyeluruh.

 

“Saya sarankan untuk sementara distop dulu. Harus dievaluasi dengan baik. Hasil evaluasi itu penting sebagai entry point untuk menilai sejauh mana kesiapan kita melaksanakan MBG di NTT,”


 

tegasnya.Menurut Ana, program MBG di wilayah pemilihannya yang meliputi Flores Timur, Lembata, dan Alor juga belum maksimal. “Flores Timur belum bergerak sama sekali. Lembata baru sebagian sekolah.

 

Di Alor, saya reses dan lihat langsung—ada SMK Negeri yang penyalurannya lancar,” jelas politisi dari Fraksi PKB itu.


Terkait dengan keputusan Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil alih kendali dari SPBG, Ana memberikan dukungan penuh. “Kalau dari pusat merasa perlu ambil alih karena banyak masalah, saya pikir itu langkah yang tepat,” ujarnya.


Namun, ia mengingatkan bahwa semangat program ini tidak boleh hilang, justru perlu diperkuat dengan kesiapan sumber daya, pengawasan, dan kualitas penyajian.

 

“Jangan sampai niat baik pemerintah malah menghancurkan masa depan anak-anak kita,” pungkasnya.

✒️: kl