Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

SPBU Longgar, Spekulan Merajalela: Satpol PP Sikka Tuding Penimbunan BBM Akibat Lemahnya Pengawasan

Sabtu, 05 Juli 2025 | Juli 05, 2025 WIB Last Updated 2025-07-05T03:50:10Z

 

Satpol PP Sikka menyebut lemahnya pengawasan SPBU menjadi pemicu maraknya penimbunan BBM bersubsidi dan kelangkaan minyak tanah. Yosef Nong minta regulasi tegas dan sinergi lintas sektor.


Maumere,NTT, 5 Juli 2025 — Praktik penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Kabupaten Sikka kian meresahkan warga. Satpol PP Sikka menuding lemahnya pengawasan di SPBU sebagai pemicu utama maraknya praktik spekulatif oleh oknum pengecer nakal.


Kepala Seksi Pengawasan, Pembinaan, dan Penyuluhan Penegakan Perda pada Satpol PP dan Damkar Kabupaten Sikka, Yosef Nong, S.H., M.H., menyampaikan bahwa aksi penimbunan terjadi hampir di semua SPBU dan dilakukan secara terang-terangan.


“Motor datang isi full tank, lalu dalam hitungan menit kembali isi lagi. Ini tak masuk akal. Jelas BBM-nya dituang ke jeriken lalu dijual kembali ke kios pengecer,” ungkap Yosef kepada media.


Yosef mengkritik keras petugas SPBU yang menurutnya pasif dan membiarkan aktivitas mencurigakan tersebut.


 “Petugas seharusnya bisa menolak transaksi berulang yang mencurigakan. Tapi nyatanya, banyak yang tutup mata. Ini mencerminkan pembiaran,” tegasnya.


⛽ Pangkalan Nakal dan Kelangkaan Minyak Tanah


Tak hanya BBM, kelangkaan minyak tanah juga jadi sorotan. Yosef menyebut adanya pangkalan ilegal tanpa papan nama serta praktik penahanan stok oleh oknum pengecer.


 “Minyak yang baru dikirim tidak langsung dijual ke masyarakat, tapi diborong oleh oknum pengecer. Akibatnya, harga melambung jadi Rp7.000–Rp8.000 per liter, padahal HET hanya Rp4.500–Rp5.000,” jelasnya.


Meski Satpol PP, Dinas teknis, dan pihak kepolisian telah melakukan pemantauan, tidak ada tindak lanjut tegas karena regulasi teknis dari dinas terkait masih belum tersedia.


🎯 Subsidi untuk Rakyat, Bukan untuk Spekulan


Yosef menekankan bahwa BBM, minyak tanah, LPG 3 kg, dan pupuk adalah komoditas subsidi yang harus diprioritaskan untuk rakyat kecil, bukan untuk keuntungan spekulan.


“Kalau pengawasan longgar, maka yang menikmati subsidi justru para pengecer nakal. Ini merusak sistem. Tujuan subsidi adalah membantu rakyat kecil, bukan memperkaya segelintir orang,” katanya.


📣 Satpol PP Desak Regulasi Tegas dan Aksi Bersama


Yosef mendesak Dinas Perdagangan Sikka untuk segera membuat regulasi rinci terkait distribusi barang subsidi. Ia juga menekankan pentingnya transparansi harga dan stok di pangkalan maupun agen resmi.


 “Jika kios BBM eceran diperbolehkan, atur dan awasi. Jika tidak, larang secara resmi dan kami siap melakukan penertiban. Tapi jangan dibiarkan menggantung tanpa dasar hukum yang jelas,” ujar Yosef.


Menutup keterangannya, Yosef menyerukan sinergi antarinstansi untuk menyelamatkan sistem subsidi:


“Kami butuh sinergi lintas sektor. Jangan sampai subsidi dari pemerintah justru dinikmati oleh oknum tak bertanggung jawab. Kita harus hentikan ini sekarang.”

✒️: Albert Cakramento