Kota Kupang,NTT, 23 Juli 2025 —Program makan bergizi gratis di SDN Tenau Kota Kupang kembali disorot usai insiden keracunan makanan yang terjadi pada Senin, 21 Juli 2025. Empat siswa dilarikan ke rumah sakit dan diopname, sementara sembilan lainnya mengalami gejala muntah dan diare ringan.
Menu hari itu terdiri dari nasi, telur, tahu, dan sayur. Kepala sekolah SDN Tenau, Agustens Letik, S.Pd., mengonfirmasi bahwa makanan disajikan pada pukul 09.00 dan 10.00 WITA sesuai jadwal masuk siswa.
“Saya lihat sendiri, ada telur dan sayur yang rusak. Saya langsung larang dibagikan. Tapi beberapa anak sudah terlanjur makan,” ujarnya.
Siswa yang terkena dampak berasal dari kelas 1, 2, dan 6. Setelah pulang sekolah, mereka mengalami gejala muntah-muntah, mencret, dan lemas. Empat siswa dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) sejak Senin sore, sedangkan sembilan lainnya ditangani sendiri oleh orang tua di rumah.
Tak hanya soal kondisi medis, insiden ini memicu kekhawatiran di kalangan orang tua. Beberapa bahkan melarang anak mereka untuk mengikuti program makan gratis sekolah.
“Anak saya makan tahu kemarin, pulang langsung lemas. Sekarang saya larang ikut makan di sekolah dulu,” ujar seorang orang tua siswa kelas 6 yang enggan disebut namanya.
Kepala sekolah membenarkan bahwa beberapa siswa menolak makan keesokan harinya. Bukan karena tak lapar, tetapi karena trauma dan larangan dari orang tua.
“Ada anak yang bilang tidak mau makan lagi. Orang tuanya juga bilang jangan makan dulu, takut kejadian kemarin terulang,” jelas Agustens.
Pihak sekolah mengaku masih menunggu hasil resmi pemeriksaan dari Balai POM, yang sudah mengambil sampel makanan. Namun secara kasat mata, menu yang disajikan pada hari itu memang menunjukkan tanda-tanda basi.
“Saya cicipi telur itu, memang agak basi. Saya langsung perintahkan agar tidak dibagikan. Tapi sebagian anak sudah terlanjur makan duluan,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, empat siswa masih dalam perawatan di rumah sakit TNI AL. Sementara itu, pihak sekolah terus melakukan pemantauan untuk mencegah kejadian serupa.
✒️: kl