Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Warga Ende Tuding Adira Maumere Rampas Mobil dan Gelapkan Barang Pusaka, Ketua DPRD Sikka Desak Polisi Bertindak

Selasa, 08 Juli 2025 | Juli 08, 2025 WIB Last Updated 2025-07-08T08:56:01Z

 

Warga Ende tuding Adira Maumere rampas mobil dan hilangkan barang pusaka. Ketua DPRD Sikka minta polisi usut tuntas dugaan pelanggaran hukum. (📸: Albert Cakramento) 


Maumere, NTT, 8 Juli 2025 –Kasus dugaan perampasan mobil disertai penggelapan barang berharga oleh pihak Adira Finance Maumere kembali mengundang perhatian publik. Seorang warga Ende, Diah Sukarni Marga Ayu, melaporkan bahwa kendaraan miliknya dirampas secara paksa tanpa prosedur resmi saat ia berada di Maumere pada 26 Juni 2024.


Dalam keterangannya, Diah menyebut mobil tersebut masih dalam cicilan dan ia baru membayar tiga kali angsuran dari total perjanjian. Ironisnya, mobilnya ditarik oleh oknum yang mengaku dari Adira Finance Maumere tanpa menunjukkan surat tugas resmi ataupun berita acara penarikan kendaraan.


“Saya dipaksa ikut ke Polres Sikka dengan mobil saya sendiri. Di sana saya diminta menyerahkan kunci dan menandatangani surat penitipan, tapi tidak ada berita acara resmi, tidak ada checklist barang,” ungkap Diah kepada media.


Yang lebih mengejutkan, sejumlah barang pusaka keluarga dan perhiasan emas yang berada dalam mobil ikut raib. Barang-barang yang dilaporkan hilang termasuk:


  • Cincin blaisar musafir (warisan keluarga)

  • Cincin batu delima

  • Dua buah gelang gading lilit emas

  • Rantai emas seberat 22 gram

  • Liontin emas

  • HP Samsung S23


Ketika mendatangi kantor Adira, Diah hanya disodori kantong plastik berisi pakaian, sementara barang pusaka dan emas tak ditemukan. Ia menilai hal ini bukan kelalaian, tetapi sudah masuk ranah penggelapan barang milik nasabah.


“Checklist barang baru dibuat April 2025, padahal mobil sudah ditahan sejak Juni 2024. Ini sudah sangat janggal,” tegasnya.


Diah juga mengaku sempat menawarkan pelunasan Rp50 juta pada Agustus 2024, namun ditolak oleh pihak Adira yang justru meminta pelunasan penuh Rp140 juta tanpa perincian yang jelas.


Puncak kekecewaan terjadi pada 8 Juli 2025 ketika Diah mendatangi kantor Adira Maumere bersama keluarganya untuk meminta klarifikasi. Namun, manajemen menolak bertemu dan hanya menyampaikan bahwa masalah tersebut masih dalam proses koordinasi dengan kantor pusat.


Saat dikonfirmasi media, Rian—selaku Manager Adira Finance Maumere—menyatakan melalui telepon bahwa dirinya tidak dapat memberikan komentar.


Mendapat laporan ini, Ketua DPRD Sikka Stef Sumandy turun langsung ke kantor Adira dan mengecam keras tindakan perusahaan pembiayaan tersebut.


 “Ini jelas bentuk pemerasan berkedok kredit. Saya minta Kapolres Sikka segera bertindak. Jangan sampai rakyat kecil diperlakukan seperti ini oleh korporasi,” tegas Stef kepada media.


Setelah kunjungan ke kantor Adira, Ketua DPRD Sikka langsung menyambangi Polres Sikka untuk menyampaikan laporan resmi dan mendesak aparat kepolisian agar mengusut tuntas kasus tersebut secara adil dan transparan.


Hingga berita ini diturunkan, Adira Finance Maumere belum memberikan pernyataan resmi. Masyarakat pun berharap agar aparat penegak hukum menindaklanjuti laporan ini secara serius dan menjunjung tinggi keadilan demi melindungi hak-hak warga.

✒️: Albert Cakramento