![]() |
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena membuka Flobamora Film Festival 2025 di Kupang. Ia menyebut film sebagai jembatan inspirasi dan kekuatan untuk perubahan sosial.(📸: Dio Ceunfin) |
Kupang,NTT- Flobamora Film Festival 2025 resmi dibuka oleh Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena di Kampung Seni Flobamora, Kelapa Lima, Kupang, Selasa (5/8/2025) malam. Dalam sambutannya, Gubernur menyebut film sebagai “cermin masyarakat” dan “jembatan penghubung cerita yang menginspirasi.” Pernyataan ini sekaligus menguatkan posisi NTT sebagai pusat kreatif yang mulai diakui di kancah nasional dan internasional.
"Film adalah cermin dari masyarakat kita, suara dari sudut pandang yang berbeda, dan jembatan yang menghubungkan kita dengan cerita-cerita yang menginspirasi,"
ujar Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dengan penuh semangat di hadapan para pegiat seni, sineas muda, dan undangan lainnya yang memadati area Kampung Seni Flobamora.
Acara pembukaan ini turut dihadiri Ketua DPRD Provinsi NTT Emelia J. Nomleni, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Noldi Pelokila, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan, komunitas film, serta insan media.
Melki menekankan bahwa film adalah media yang kuat, bukan hanya sebagai hiburan, tetapi sebagai sarana perubahan sosial.
"Kalau politisi pidato model begini kan orang mudah lupa. Tapi kalau melalui film atau lagu, itu pesannya lebih masuk,"
tandasnya disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Lebih jauh, ia menyebut film sebagai katalisator empati dan penggerak kesadaran kolektif, yang mampu mengangkat isu-isu kemanusiaan dan lingkungan ke panggung yang lebih luas.
NTT sendiri, menurut Melki, kaya akan budaya, lanskap, dan sejarah yang telah banyak menjadi latar film-film nasional berkualitas.
"Film Rumah Merah Putih, Women From Rote Island, hingga film etnografi Ria Rago tahun 1923, semuanya memperlihatkan bagaimana NTT menjadi sumber inspirasi luar biasa,"
ujar Gubernur dengan bangga.
Ia bahkan menyebut,
"Kita di NTT ini bukan hanya Pancasila saja yang dilahirkan di NTT, tapi film pertama di Indonesia itu dibuat di Ende, walau masih jadi perdebatan."
Film lain berlatar NTT seperti Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak, Pendekar Tongkat Emas, hingga Susah Sinyal pun disebut sebagai contoh konkret bahwa potensi sinema NTT tak bisa dipandang sebelah mata.
Melki juga menyinggung salah satu misi Pemprov NTT dalam Dasa Cita kedua: Millennial dan Perempuan Motor Kreativitas Lokal. Melalui ini, ia menegaskan komitmennya untuk mendorong generasi muda berkarya lewat film:
“Saya minta kepada para sineas muda NTT untuk terus belajar, tingkatkan kualitas kalian dan berkarya. Teruslah bermimpi, juga teruslah berkontribusi untuk kemajuan perfilman NTT maupun nasional.”
Dengan mengangkat tema “Kalunga”, yang merepresentasikan semangat tumbuh dan berkembang, Flobamora Film Festival (FFF) tahun ini berlangsung dari 5 hingga 9 Agustus 2025.
Festival ini akan menayangkan 65 film dari NTT, nasional, hingga internasional. Tak hanya pemutaran film, FFF juga menghadirkan diskusi, program edukatif, serta kolaborasi lintas komunitas, menjadikannya ruang terbuka bagi semua kalangan pecinta film.
✒️: Baldus Sae