Masuk

Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Tragedi Prada Lucky Namo: Dr. Sam Haning Desak Hukuman Mati untuk Pelaku Kekerasan di Nagekeo

Jumat, 08 Agustus 2025 | Agustus 08, 2025 WIB Last Updated 2025-08-08T13:46:11Z

 

Dr. Sam Haning desak pengusutan tuntas kasus kematian Prada Lucky Namo di Nagekeo, NTT. Ia menilai tindakan kekerasan ini sebagai pelanggaran HAM berat dan mendesak hukuman maksimal bagi para pelaku. (Tengah Ibu Pratu lucky Namo) 


Kasus kematian Prada Lucky Namo di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, mengundang keprihatinan mendalam dari praktisi hukum kawakan, Dr. Sam Haning, SH., MH. Ia menilai, dugaan penganiayaan berat yang dilakukan sesama anggota TNI hingga menyebabkan hilangnya nyawa adalah tindakan biadab yang tak hanya mencoreng institusi, tetapi juga merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia.


Kupang, NTT, 8 Agustus 2025— Tragedi memilukan yang menimpa Prada Lucky Namo masih menyisakan duka dan amarah. Korban yang diduga dianiaya secara fisik oleh rekan sesama anggota TNI hingga meninggal dunia, membuat publik menggugat keadilan. Salah satu suara keras datang dari praktisi hukum senior, Dr. Sam Haning, SH., MH., yang mendesak agar kasus ini diusut tuntas tanpa kompromi.


"Ini menyayat hati saya. Prada Lucky bukan hanya tentara muda, ia juga anak bangsa yang dilindungi hukum. Kekerasan yang menyebabkan hilangnya nyawa harus dihukum berat. Kalau terbukti dilakukan secara bersama-sama, pelakunya layak dihukum mati," tegas Sam Haning dalam pernyataan resminya.


Ia menyebut peristiwa ini sebagai preseden buruk di lingkungan militer yang tidak boleh dibiarkan. Menurutnya, jika penganiayaan ini dilakukan oleh rekan-rekan sejawat korban di asrama militer, maka penanganan hukum harus adil, transparan, dan menjunjung tinggi keadilan tanpa diskriminasi.


 "Ini pelanggaran HAM berat. Setiap orang, termasuk prajurit sekalipun, berhak hidup aman dan bebas dari penyiksaan. Kalau terbukti, para pelaku harus dipecat, dihukum seumur hidup atau bahkan hukuman mati," lanjutnya.


Sam Haning menegaskan bahwa kerugian yang ditanggung keluarga korban tidak hanya bersifat materiil, tetapi juga menyisakan luka immateriil yang mendalam.


 "Mama dan bapak dari Lucky saya kenal baik. Kehilangan anak karena kekerasan seperti ini sungguh memilukan. Ini harus jadi perhatian serius Panglima TNI dan semua institusi hukum yang terkait," tambahnya.


Ia juga meminta agar Polisi Militer bergerak cepat dalam melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penetapan tersangka. Proses hukum, kata dia, harus tegak lurus meski langit runtuh.


 "Saya akan mengikuti kasus ini sampai tuntas. Jangan sampai ada diskriminasi, atau upaya meringankan pelaku hanya karena mereka bagian dari institusi. Semua harus diproses sesuai hukum yang berlaku," pungkasnya.


Dr. Sam Haning menyerukan bahwa tragedi ini harus menjadi momentum pembenahan di tubuh militer, dan mengingatkan seluruh aparat bahwa kekuasaan tidak boleh melampaui kemanusiaan. Suara keadilan kini menggema, dan publik menanti: apakah hukum akan benar-benar ditegakkan?

✒️: kl